Yogyakarta (ANTARA News) - Kawasan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, sudah bisa dijelajahi menggunakan aplikasi Google Maps pada Minggu, bertepatan dengan peringatan Hari Pariwisata Dunia.

"Misi Google adalah untuk mengorganisasi informasi dunia, membuatnya mudah diakses dan bermanfaat bagi semua orang," kata Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia, Shinto Nugroho, saat peluncuran Street View Borobudur di kompleks Candi Borobudur.

Selain Candi Borobudur, aplikasi itu juga menampilkan gambar pemandangan jalan kawasan Candi Prambanan dan Ratu Boko serta candi-candi lain di sekitarnya.

Shinto mengatakan perusahaannya juga telah meluncurkan Google Cultural Institute untuk Indonesia sehingga pengguna aplikasi bisa menjelajahi candi-candi sekaligus mempelajari budaya dan sejarah candi.

Ia menjelaskan bahwa ada sekitar 200 artefak koleksi Taman Wisata Candi Borobudur dan Ratu Boko serta Museum Nasional Indonesia yang bisa dipelajari dalam jaringan melalui Google Cultural Institute, yang juga memungkinkan pengguna melihat "Mahakarya Borobudur" dan "Kisah Visual Ramayana."

"Dengan menghadirkan gambar Street View Borobudur dan kisah sejarah di Cultural Institute untuk pertama kalinya, kami berharap ini bisa membantu pelestarian budaya dan sejarah bagi generasi penerus bangsa," kata Shinto.

Selain itu juga diharapkan bisa menginspirasi lebih banyak orang di Indonesia dan seluruh dunia untuk mengunjungi dan mengapresiasi warisan budaya bangsa, tambah Shinto.

Di samping kawasan-kawasan wisata budaya tersebutm Google juga meluncurkan gambar Street View empat kota besar di Indonesia seperti Lampung dan Lombok.

Pengguna bisa memanfaatkan gambar panorama 360 derajat tersebut untuk melihat destinasi sebelum tiba di tujuan, serta menjadikannya sebagai panduan mengemudi atau mengenal kota.

"Mulai hari ini semua orang di seluruh penjuru dunia bisa merasakan pengalaman berada di Indonesia dengan bantuan teknologi, mengenal keunikan budaya nusantara sambil melestarikan peninggalan sejarah untuk generasi mendatang," kata dia.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015