Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pembukaan kanal merupakan solusi sementara penyediaan air untuk membasahi lahan gambut saat upaya pemadaman kebakaran menghadapi tantangan kekeringan.

"Kondisi di lapangannya kan betul-betul kering banget tidak ada air dan itu tidak mungkin tidak, airnya harus datang," katanya usai diskusi pakar "Tata Kelola Ekosistem, Tata Air (Hidrologi) dan Rehabilitasi Pasca-Kebakaran Ekosistem Gambut", di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Minggu (27/9) malam.

Ia mengatakan memang ada kontradiksi seperti dari pakar bahwa kanal tidak baik terutama untuk jangka waktu panjang guna pemulihan lahan gambut karena dikhawatirkan air tanah gambut akan beralih ke kanal.

Namun, ia mengatakan pembukaan kanal itu hanya bersifat sementara mengingat dampak buruk jangka panjang jika tidak ada sekatnya.

Mengingat kondisi saat ini yakni cuaca yang kurang mendukung akibat kekeringan ditambah lagi dengan kebakaran lahan gambut semakin meluas, maka pembukaan kanal menjadi salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan.

"Kan tadi dibilangnya kanal itu berbahaya untuk jangka waktu tertentu, tapi sekarang memang tidak ada pilihan lain, lalu harus ada air masuk di situ," ujarnya.

Ia mengatakan kanal itu tidak selamanya dibiarkan terbuka aliran airnya, namun pada waktu tertentu akan dibuat sekat-sekat sehingga air tetap berada di wilayah gambut itu.

"Cuma nanti begitu airnya sudah ada, mengembang ya kita tahan aja di sana itu yang kita tutup dengan sekat-sekat itu," ujarnya.

Ia mengatakan pembukaan kanal untuk menyediakan air saat kekeringan akibat el nino semakin berdampak bagi ketersediaan air di wilayah gambut.

"Jadi ada sebetulnya ada solusi teknis, yang penting terkendali," katanya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015