Jakarta (ANTARA New) - Pemerintah akan mulai mengintensifkan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga beras nasional, dimana dalam kurun waktu satu bulan terakhir harga kebutuhan pokok tersebut menunjukkan tren peningkatan atau tetap berada diatas Rp10.000 per kilogram.

"Ini didorong untuk operasi pasar, yang jelas tren kenaikan itu tidak sampai dua persen," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, di Jakarta, Senin

Srie mengatakan, untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok tersebut pemerintah telah melakukan operasi pasar sejak Jumat (25/9) lalu di gudang Perum Bulog.

"Biasanya akan kita lakukan untuk mengembalikan kestabilan harga sebelumnya, kita lakukan operasi pasar. Ini sudah berjalan dan dilakukan pada Jumat kemarin di gudang Bulog," ujar Srie.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras medium rata-rata nasional pada Senin (28/9) mencapai Rp10.330 per kilogram, dan jika dibandingkan dengan Sabtu (29/8) harga tersebut mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp10.003 per kilogram atau sebesar 3,27 persen.

Selama satu bulan terakhir, harga beras rata-rata nasional masih berada diatas Rp10.000 per kilogram. Harga beras pada Senin (28/9) tercatat sebesar Rp10.330 dan merupakan harga tertinggi selama satu bulan terakhir. Sementara harga terendah berada pada level Rp10.003 pada bulan lalu Sabtu (29/8).

Terkait dengan stok yang dimiliki oleh Perum Bulog, Srie enggan memberikan tanggapan dan hanya mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa stok beras yang dimiliki oleh Bulog masih mencukupi.

"Presiden mengatakan stok masih cukup," kata Srie.

Presiden Jokowi dalam kunjungannya di Kabupaten Karawang menyatakan stok beras di Bulog masih relatif aman dan cadangan beras nasional tersebut masih mencukupi sehingga tidak ada rencana untuk impor.

Presiden menambahkan, cadangan beras pemerintah tersebut tercatat masih ada sebanyak 1,7 juta ton, dan masih akan bertambah pada masa sisa panen oktober dan November mendatang.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015