Pekanbaru (ANTARA News) - PT Pos Indonesia (Persero) mengalami kerugian selama bencana asap Kebakaran lahan dan hutan melanda Provinsi Riau karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk layanan.

"Kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk distribusi paket layanan khusus yang tak bisa dikirimkan secara cepat karena aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru berulang kali lumpuh akibat kabut asap," kata Wakil Kepala Kantor Pos Cabang Pekanbaru, Iwan Gunawan, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

"Untuk layanan pengiriman Pos Express dan Pos Kilat Khusus yang menggunakan pesawat otomatis terganggu karena Bandara Pekanbaru lumpuh. Akibatnya, kiriman dilakukan lewat Bandara Padang dan kami harus mengeluarkan biaya operasional ekstra untuk kendaraan angkut lewat jalan darat ke Pekanbaru," tambahnya.

Ia mengatakan pihaknya kini masih menghitung kerugian dari biaya ekstra untuk penjemputan paket ke Padang. Menurut dia, untuk satu kali operasional penjemputan ekstra, biaya yang dikeluarkan PT Pos adalah sebesar Rp2 juta per kendaraan.

"Kondisi ini terjadi hampir sekitar satu bulan terakhir. PT Pos tentu merugi karena biaya ekstra ini tidak bisa dibebankan kepada pelanggan, karena aturan tarif berlaku secara nasional dan kami tidak bisa menaikan harga sepihak," ujarnya.

Iwan Gunawan mengatakan, PT Pos tetap mencoba memberikan layanan terbaik meski begitu tidak bisa mencegah keterlambatan pengiriman akibat kondisi darurat asap. Pengiriman layanan Pos Express dan Pos Kilat yang selalu tiba satu hari setelah pengiriman jadi terlambat hingga dua hari untuk sampai ke tujuan.

Sebabnya, pengiriman harus melalui Bandara Minangkabau di Padang karena Bandara Pekanbaru lumpuh, dan pengiriman dilanjutkan melalui jalan darat selama sekitar enam jam ke Pekanbaru. Rantai distribusi yang makin panjang, lanjutnya, membuat pengiriman layanan kilat dipastikan terlambat minimal satu hari dari biasanya.

"Kami sudah melakukan sosialisasi ke pelanggan, meski begitu masih ada satu-dua pelanggan yang komplain karena barangnya terlambat datang," katanya.

Selain itu, selain kerugian dari sisi bisnis, keterlambatan layanan akibat kabut asap juga berpengaruh pada penilaian kinerja PT Pos Pekanbaru.

"Semakin panjang kabut asap terjadi, makin banyak ini berpengaru pada penilaian kinerja PT Pos disini dan juga kepada indeks penilaian kerja saya sebagai yang bertanggung jawab terjadap operasional," kata Iwan Gunawan.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015