New York (ANTARA News) - Teheran akan membebaskan tiga warga Amerika Serikat dari penjara jika Washington juga melepaskan warga Iran, yang ditahan negara adidaya itu, kata Presiden Iran Hassan Rouhani, Minggu.

"Kalau Amerika Serikat mengambil langkah sesuai dan membebaskan mereka, tentunya keadaan sepatutnya akan terbuka dan keadaan baik akan tercipta bagi kami untuk melakukan apa pun yang memungkinkan berdasarkan atas wewenang dan lingkup, yang kami miliki untuk secepatnya membebaskan warga Amerika Serikat yang ditahan di Iran juga," kata Rouhani, yang berkunjung ke New York dalam rangka menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, kepada CNN, lapor AFP.

Setidak-tidaknya, tiga warga Amerika Serikat keturunan Iran saat ini berada di penjara di Iran. Salah satu di antaranya adalah Jazon Rezaian, koresponden "The Washington Post", yang ditangkap pada Juli 2014 atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata.

Dua warga lain Amerika Serikat adalah Amir Hekmati, bekas anggota Marinir AS, yang didakwa menjadi mata-mata, serta Saeed Abedini, pria berpindah agama ke Kristen dan menggalang kelompok kajian Injil.

Banyak hakim Iran diketahui memiliki kedekatan dengan pegaris keras, yang ingin menghadang upaya-upaya moderat Rouhani untuk memulihkan hubungan dengan kekuatan-kekuatan Barat.

"Tidak ada yang membuat saya lebih senang" daripada langkah untuk membebaskan para tahanan, kata Rouhani.

Amerika Serikat telah secara berkala menuntut pembebasan tanpa syarat bagi tiga warganya yang dipenjara Iran.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry, ketika ditanya para wartawan soal pernyataan Rouhani tersebut, mengatakan bahwa ia "belum mendengar secara langsung" dari Iran soal ide pertukaran tahanan itu.

"Kami sudah pernah membicarakannya tapi kami akan menunggu dan melihat keadaannya," ujarnya.

Iran sendiri telah meminta pembebasan bagi 19 warga negaranya, yang dipenjara di Amerika Serikat dalam kaitan dengan sanksi-sanksi Washington terkait program nuklir Iran.

Di bawah Rouhani, Iran telah mencapai sebuah kesepakatan dengan AS serta lima negara kuat lainnya untuk mengakhiri kegiatan nuklirnya yang dicurigai. Kesediaan Iran itu merupakan imbalan peringanan sanksi bagi negara tersebut.

Walaupun ketegangan telah menurun, Iran dan Amerika Serikat masih belum memiliki hubungan diplomatik sejak 1980, yaitu satu tahun setelah revolusi Islam menggulingkan syah berhaluan Barat.

Satu warga Amerika lainnya, yaitu mantan agen FBI Robert Levinson, hilang di Iran pada 2007 dan keberadaannya tidak diketahui.
(Uu.T008/B002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015