Bandarlampung (ANTARA News) - Sejumlah warga Kota Bandarlampung mengeluhkan seringnya pemadaman listrik terutama malam hari ketika anak-anak sedang belajar.

"Tiga malam berturut listrik padam sejak usai Magrib hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Waktu tersebut kan jam belajar anak," kata Ny Hartini, warga Kelurahan Labuhanratu Raya, Kecamatan Labuhanratu, Kota Bandarlampung, Selasa.

Bahkan, lanjut dia, hari ini pun sekitar pukul 07.00 WIB listrik kembali padam ketika dirinya sedang menyalakan mesin penyedot air dan mesin cuci.

"Saya sampai minta maaf ke tetangga yang mau minta air agar menunggu listrik menyala. Karena persediaan di tangki sudah minim dan sedang digunakan pula untuk mencuci," katanya.

Warga lainnya Ny Rini yang juga tinggal di keluharan setempat namun beda lingkungan pun mengeluhkan hal serupa.

"Ada apa kok PLN sering melakukan pemadaman. Kalau musim hujan sering saya baca di media, karena ada gangguan misal pohon tumbanglah dan lainnya, ini kan kemarau apalagi alasannya ya," katanya.

Dia pun mengaku kecewa karena seringnya pemadaman yang dilakukan PLN sehingga selain mengganggu aktivitas putra-putrinya belajar di malam hari, juga beberapa bahan makanan dan makanan yang disimpan di lemari es berubah rasa.

"Kemarin saya sempat buang ikan yang di lemari es karena baunya tidak enak lagi," katanya.

Herman, warga lainnya mengharapkan PLN harus konsisten dalam memberikan pelayanan ke pelanggannya dan sebanding dengan apa yang telah dibayarkan.

"Kita kalau terlambat bayar bisa kena denda. Tetapi ketika mereka tidak memberikan pelayanan maksimal, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ini kan tidak imbang," katanya.

Dia pun mengharapkan PLN kalau melakukan pemadaman jangan jam anak sekolah belajar apalagi sedang menghadapi ujian.

"Memang sih jam segitu katanya sedang pada kondisi puncak pemakaian. Tetapi apakah tidak bisa diupayakan. Kalau memang sudah bebannya tinggi, kenapa terus memberikan layanan sambungan baru dan mengganggu pelanggan yang lama. Seharusnya PLN bisa mengantisipasi hal itu, tidak dengan mengorbankan pelanggan yang lebih dulu," harapnya.
(T013/B012)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015