Kami menyambut positif langkah pemerintah kota Tual yang telah menjadikan pembangunan desa sebagai fokus utama pembangunan daerah, yang berarti memiliki visi dan program yang selaras dengan Kementerian Desa untuk membangun Indonesia dari pinggiran,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menyambut positif penyelenggaraan pameran pembangunan Kota Tual di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

"Kami menyambut positif langkah pemerintah kota Tual yang telah menjadikan pembangunan desa sebagai fokus utama pembangunan daerah, yang berarti memiliki visi dan program yang selaras dengan Kementerian Desa untuk membangun Indonesia dari pinggiran," ujar Marwan di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan pembangunan inklusif harus dipahami pertama sebagai proses untuk memastikan bahwa semua kelompok yang terpinggirkan bisa terlibat dalam proses pembangunan, kedua pembangunan ekonomi yang dapat memberikan kontribusi bagi mayoritas rakyat.

Menurut Menteri Marwan, pembangunan inklusif juga bisa mendorong pertumbuhan yang memiliki basis luas dan dapat mengurangi ketidaksetaraan pendapatan.

"Jadi tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu saja. Ada tiga komponen utama dalam pembangunan yang harus dicapai oleh setiap orang dan masyarakat, yaitu; kecukupan, jati diri serta kebebasan," imbuh dia.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Marwan mengungkapkan telah memperoleh informasi bahwa Pemerintah Kota Tual telah memulai pembangunan ekonomi desa dengan melatih aparatur pemerintah kota, aparatur pemerintah desa dan melatih tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan agar dapat mempercepat pembangunan desa sesuai dengan amanat Undang-undang 6/2014 tentang desa.

"Peningkatan kapasitas SDM perdesaan merupakan motor untuk mewujudkan desa madani yang produktif dan dinamis. Pemerintah Kota Tual melalui Gerakan Ekonomi Masyarakat Maren (GEMAR) telah memadukan upaya revitalisasi pembangunan desa dengan penignkatan SDM perdesaan, menumbuhkan kewirausahaan masyarakat desa, membangun produk unggulan desa dan membangun kelembagaan ekonomi yang mengakar di masyarakat," imbuh dia.

Pada masa lalu, Kota Tual pernah menjadi bagian dan ibu kota dari Kabupaten Maluku Tenggara. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku, kota ini pun mandiri menjadi kotamadya.

Sejak saat itu, Kota dengan lima kecamatan, tiga kelurahan, 27 desa dan 11 dusun menggeliat memacu diri untuk terus berkembang. Kota yang disebut sebagai kota kepulauan karena wilayah daratan yang terdiri atas 66 buah pulau-pulau kecil, dengan luas daratan hanya 352,29 kilometer persegi dan lautan 18.743,55 kilometer persegi itu, menjanjikan sebuah potensi masa depan yang cerah.

Kerja sama antara Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bersama dengan Pemerintah Kota Tual yang mengadakan pameran itu bertujuan untuk membedah potensi dan geliat pembangunan di kota itu.

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015