dolar yang kuat bisa menyingkapkan kesenjangan mata uang, membawa ke gagal bayarnya perusahaan-perusahaan dan lingkaran setan antara perusahaan, bank dan negara
Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) menyuarakan keprihatinan terhadap perekonomian global, melemahnya ekonomi Tiongkok dan potensi "lingkaran setan" dari bayang-bayang naiknya suku bunga AS.

"Di barisan ekonomi, ada alasan untuk prihatin. Prospek naiknya suku bunga di AS dan perlambatan di Tiongkok menyumbangkan kepada ketidakmenentuan dan gejolak pasar yang lebih tinggi," kata Direktur Pelaksan IMF Christine Lagarde di Washington.

Lagarde juga menunjuk "perlambatan yang tajam" pada pertumbuhan perdagangan global dan "jatuh cepatnya" harga komoditas yang merugikan ekonomi dunia berkembang yang mengandalkan komoditas ekspor.

Banyak perekonomian di Afrika, Amerika Latin dan Asia yang selama ini diuntungkan komoditas "kini menghadapi bahaya", kata Lagarde, dalam pidato kepada Dewan Amerika menjelang pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pekan depan di Lima, Peru.

Bos IMF ini juga mengatakan bahwa laporan World Economic Outlook rilisan IMF menunjukkan pertumbuhan melemah dibandingkan dengan 2014 dan hanya sedikit naik pada 2016.

Lagarde prihatin pada rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan dari nol sejak 2008 demi mendukung pemulihan ekonomi AS dari Resesi Besar.

Kenaikan suku bunga yang masih dalam pantauan The Fed tahun ini dapat mendorong investor menarik dananya dari negara berkembang ke AS dan makin menguatkan dolar AS yang adalah mata uang di mana utang kebanyakan perusahaan berdenominasi.

"Kenaikan suku bunga AS dan dolar yang kuat bisa menyingkapkan kesenjangan mata uang, membawa ke gagal bayarnya perusahaan-perusahaan dan lingkaran setan antara perusahaan, bank dan negara," kata Lagarde.

IMF berulang kali meminta The Fed menunggu sampai 2016 saat akan menaikan suku bunganya yang pertama dalam sembilan tahun terakhir.

Bos The Fed Janet Yellen sudah menyatakan kenaikan suku bunga AS kemungkinan dilakukan sebelum akhir tahun ini.

Lagarde menyatakan mendukung keputusan Yellen bahwa kenaikan suku bunga akan didasarkan pada data ekonomi.

"Kami tidak melihat pergerakan besar dalam sisi inflasi, demikian pula dari sisi upah," kata Lagarde . "Jika data tidak menyiratkan bahwa cerita agak naiknya inflasi sampai Desember, lalu mengapa harus dinaikkan pada Desember?"

Selama ini The Fed mematok dua parameter ketika akan menaikkan suku bunga, yakni angka maksimum angkatan kerja dan 2,0 persen inflasi per tahun, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015