Serangan yang berlangsung hari ini menunjukkan bahwa Rusia membohongi kami
New York (ANTARA News) - Serangan udara Rusia Rabu kemarin telah membunuh 36 warga biasa, kata kepala kelompok oposisi utama Suriah kepada AFP.  Dia menuduh Rusia berusaha memperkuat rezim yang mereka tentang.

Khaled Khoja, Ketua Koalisi Nasional yang didukung Barat, mengatakan bahwa para aktivis lokal dan anggota dewan telah menyerahkan nama 36  orang yang tewas di Provinsi Homs dengan lima di antaranya anak-anak.

"Semua korban adalah warga sipil," kata Khoja dalam wawancara di New York di sela sidang Majelis Umum PBB.

"Jadi jelas sekali intervensi Rusia ini ditujukan untuk menyokong rezim, untuk menyokong pembunuhan lebih banyak lagi di dalam Suriah, dan akan menciptakan atmosfer yang lebih kacau," kata dia.

Dia memperingatkan bahwa intervensi itu akan memicu "perang pembebasan" melawan Rusia dan Iran yang keduanya pendukung utama Presiden Bashar al-Assad.

Khoja mengatakan Rusia melancarkan 20 serangan udara di Suriah.

Rusia menyerang tiga provinsi Suriah yang menandai intervensi militer Moskow pertama di luar wilayah bekas Uni Soviet sejak pendudukan Afghanistan yang berakhir pada 1989 ketika mujahidin mengusir Soviet.

Khoja menyebut Rusia berbohong dari janjinya semula memerangi ISIS.

"Rusia berbicara soal penyelesaian politik tapi kini jelas mereka menggunakan pendekatan politik demi menutup intervensi militer di Suriah," kata Khoja.

Presiden Rusia Vladimir Putin membicarakan soal kerjasama di Suriah selama bertemua Presiden AS Barack Obama Senin lalu.

Tapi Khoja menyebut Rusia sekarang berbeda dari Rusia yang ditemuinya Agustus lalu di Moskow, bersama dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

"Serangan yang berlangsung hari ini menunjukkan bahwa Rusia membohongi kami," kata  dia seperti dikutip AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015