Jakarta (ANTARA News) - Bermula dari keinginan tampil beda membuat Andien kepincut pada fesyen lokal yang kini jadi pilihan utama untuk membalut tubuh mungilnya saat menyanyi di hadapan publik.

"Awalnya karena badan saya itu petite size (mungil), susah cari baju di luar yang pas dipakai," kata Andien usai jumpa media FIMELAFest 2015 di Jakarta, Kamis.

"Saya juga tidak mau sama dengan yang lain...dan yang bisa mengakomodasi itu brand lokal," lanjut penyanyi bernama lengkap Andini Aisyah Haryadi itu.

Perempuan 30 tahun itu mengenang masa ketika dia sering membeli majalah untuk melihat rubrik mode di dalamnya, bukan untuk menjadikannya patokan, tetapi ingin menghindari gaya serupa.

Semakin lama, Andien mengaku semakin melek terhadap kain Indonesia. Saat mengunjungi berbagai daerah di luar Jakarta, dia kerap berbincang dengan penduduk setempat mengenai kain-kain lokal. Atau dia mengunjungi langsung pengrajin kain nusantara di daerah tersebut. Semakin lama, dia semakin jatuh cinta pada kain Indonesia.

"Saya jadi tahu bagaimana pengrajin membuat kain, jadi semakin menghargai," ujar penyanyi yang mengenakan terusan panjang batik karya Edward Hutabarat.

Batik adalah salah satu kain favoritnya, terutama motif Madura dan Pekalongan yang warnanya mencolok. 

Andien juga turut mempelajari arti di balik motif batik yang beragam. Sebagian diketahuinya dari para perancang yang menggarap kain tradisional Indonesia.

Yang pasti, Andien ingin menegaskan bahwa mengenakan kain tradisional tidak serta merta mengesankan penggunanya kuno.

Menurut dia, modernitas tidak tercermin dari pilihan busana, melainkan perilaku seseorang.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015