Bandung (ANTARA News) - Penggunaan pewarna alami menjadi nilai tambah untuk batik Indonesia, kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah.

Euis mengatakan, keragaman tanaman yang dimiliki Nusantara sebagai bahan baku pewarna menjadi keunggulan tersendiri, yang mampu memacu wirausaha baru.

“Keuntungannya, perajin leluasa untuk terus mengembangkan warna alam dan diterapkan ke batik yang diproduksi,” ujar Euis melalui siaran pers yang diterima di Bandung, Jumat.

Jumlah usaha skala Pembatikan IKM di Indonesia saat ini tercatat sejumlah 39.641 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 916.783 orang dan nilai produksi sebesar 39,4 juta dollar AS serta total ekspor sebesar 4,1 juta dollar AS Pemerintah juga mengapresiasi Yayasan Batik Indonesia yang telah berperan penting dalam mewujudkan transformasi kultural menuju modernisasi masyarakat batik, baik sebagai perajin, fashion designer maupun pengguna.

Ketua Yayasan Batik Indonesia Jultin Ginandjar Kartasasmita menegaskan, organisasinya terus mendukung pembatik agar bisa memakai pewarna alami.

"Kami mendukung agar para perajin dan pelaku usaha mulai mengurangi atau bahkan tidak lagi memakai pewarna kimia yang tidak ramah lingkungan," ujar Jultin.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015