Kabul (ANTARA News) -Serangan udara di rumah sakit di kota Kunduz, Afganistan pada Sabtu menyebabkan tiga orang pegawai Dokter Tanpa Batas (MSF) meninggal dan puluhan lainnya yang tidak terhitung, menurut badan amal kesehatan itu.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak menampik bila pasukan Amerika Serikat kemungkinan berada di balik pengeboman tersebut.

Fasilitas kesehatan tersebut, MSF, sangat penting di wilayah tersebut dan telah beroperasi "di luar batas kemampuan" selama pertempuran akhir-akhir ini yang membuat kelompok Taliban menguasai kota selama beberapa hari.

"Pada pukul 2.10 waktu setempat, bagian pusat trauma MSF di Kunduz ditembaki beberapakali dan mengalami kerusakan parah" katanya.

"Tiga orang staf MSF dinyatakan meninggal dan juga diperkirakan sekitar 30 orang lainnya. Tim kesehatan bekerja sepanjang waktu dan sebisa mungkin menyelamatkan pasien dan pegawai rumah sakit."

Kunduz menjadi tempat pertempuran sengit sejak Taliban memasuki ibukota provinsi itu pada Senin, menandai kota besar pertama yang diserbu oleh kelompok fanatik itu, sejak 2001.

MSF melaporkan sekitar 105 pasien dan mereka yang merawatnya serta lebih dari 80 pegawai lokal dan internasional diperkirakan berada di tempat itu ketika mendapat serangan bom yang membuat gedung itu rusak parah serta terbakar.

Sejak Jumat tempat itu mulai memberikan perawatan bagi 59 anak-anak.

NATO mengatakan kemungkinan pasukan AS melakukan serangan udara di kota Kunduz.

"Pasukan AS melakukan serangan udara di kota Kunduz pada pukul 2.15 waktu setempat, melawan orang-orang yang dianggap mengancam pasukan," demikian pernyataan NATO.

Serangan itu kemungkinan menyisakan kerusakan parah di fasilitas kesehatan dan masalah ini sedang dalam penyelidikan.

Seorang warga setempat mengatakan, ia sudah putus asa mencoba menghubung enam rekannya mereka adalah para dokter dan perawat di MSF, telepon seluler mereka di luar jangkauan.

"Saya tidak mendengar kabar apa pun dari mereka, mungkin mereka terbunuh," katanya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015