Jakarta (ANTARA News) - Film yang disutradarai oleh orang Indonesia berjudul "Galing Sa Puso" menyentuh hati masyarakat Filipina, termasuk para pengemis dan gelandangan yang turut menonton film yang ditayangkan gratis oleh Newport Cinema Resorts World Manila ini.

"Sebanyak kurang lebih 300 masyarakat, termasuk 160 pengemis yang menyaksikan film tersebut terharu, dan langsung menghampiri saya," kata Executive Producer sekaligus sutradara "Galing Sa Puso" Natalia S Tjahja saat dihubungi di Bandung, Sabtu.

Film yang dalam bahasa Indonesia berarti "Dari Hati" tersebut mengisahkan perjalanan inspiratif dirinya, yang kehilangan sang anak Maria Monique pada 2006 karena sakit infeksi jantung, di mana film tersebut disaksikan oleh sekitar 300 masyarakat Filipina secara gratis.

Setelah 100 hari meninggalnya Maria, Natalia seakan mendapat pesan dari anaknya untuk mecari anak-anak miskin, yatim piatu, yang menderita sakit, dan pengemis di seluruh dunia untuk diberikan kebahagiaan.

Sebelum menonton Galing Sa Puso, Natalia, yang juga pendiri Yayasan Maria Monique Lastwish menyambangi salah seorang pengemis, yang juga bermain dalam film tersebut bernama Juliete.

"Atas seizin Tuhan, saya bersama para pengemis, termasuk dua anak jalanan tanpa busana, makan bersama di restoran terbaik di daerah tersebut bernama Jollybee. Kami makan ditempat yang sangat bagus, dan mereka terlihat begitu senang," kata Natalia.

Menurut Natalia, penampilan mereka saat itu betul-betul apa adanya, pakaian seadanya dan dengan kondisi yang tidak mandi selama sekitar seminggu.

Akhirnya, Natalia memberikan 10 peso per orang untuk mandi di pemandian umum dan sebuah pakaian laik pakai untuk berjalan di karpet merah dan menonton film Galing Sapuso.

Keesokan harinya, para pengemis dan gelandangan tersebut tampil harum dan sangat rapih ke bioskop, termasuk sang bintang Juliete, yang berdandan ala aktris Hollywood.

Director for Corporate Communication Resort World Manila Owen Cammayo mengatakan, kisah Natalia pada film dokumenter tersebut menanamkan inspirasi yang ingin dibagian kepada setiap orang.

"Kisah ini sangat menginspirasi. Saya sangat senang bisa berkontribusi dalam acara yang luar biasa ini," ujar Owen.

Sayangnya, Galing Sa Puso hanya akan tayang di Filipina saat itu saja, dan tidak dapat dinikmati oleh masyarakat tempat dimana Natalia berasal.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015