Padang (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Padang, Sumatera Barat, menerapkan strategi pendekatan melalui adat dan budaya dalam memperkenalkan industri pasar modal kepada masyarakat di daerah.

"Upaya pendekatan melalui cadiak pandai (kaum intelektual), alim ulama dan ninik mama (tokoh adat) cukup berhasil dan efektif. Terbukti, hanya dalam tempo 2 bulan Padang berhasil menjadi provinsi dengan jumlah investor terbesar ketujuh di Indonesia," ujar Kepala Subbagian Administrasi OJK Perwakilan Padang Muhammad Taufik dalam Workshop Wartawan Pasar Modal bertema "Meningkatkan Daya Saing Global" di Padang, Senin.

Ia menambahkan bahwa OJK juga melakukan sejumlah kegiatan edukasi dan sosialisasi dengan ibu-ibu Majelis Taklim yang tersebar di 17 kecamatan di Kota Padang, serta dengan Dharma Wanita Satuan Kerja Perangkat Daerah.

"Upaya itu dilakukan mengingat adat matrilineal atau peran wanita yang dominan dalam mengatur keuangan keluarga serta adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah masih dijunjung tinggi masyarakat. Adat dan budaya ini yang membuat OJK Sumbar cukup hati-hati melakukan sosialisasi dan edukasi pasar modal," katanya.

Selain itu, lanjut dia, sosialisasi dan edukasi pasar modal juga dilakukan dengan dunia pendidikan, salah satunya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol dalam bentuk kuliah umum yang melibatkan ratusan mahasiswa.

Dalam melakukan sosialisasi dan edukasi, Muhammad Taufik mengemukakan bahwa pihaknya juga menggandeng Bursa Efek Indonesia dan Anggota Bursa agar lebih efektif.

"OJK tidak berjalan sendiri, tetapi akan menggandeng BEI dan tujuh perusahaan sekuritas yang ada di Sumbar," ujarnya.

Menurut Muhammad Taufik, yang dilakukan OJK Perwakilan Padang merupakan bentuk penerapan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Dalam UU itu, disebutkan bahwa OJK dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

"Salah satu fungsinya memberikan edukasi dan literasi terkait dengan pengelolaan keuangan," ucapnya.

Ia menilai perkembangan ekonomi di Padang, Sumatera Barat, cukup baik didukung oleh komoditas hasil tambang emas dan kelapa sawit.

"Ketika gempa melanda Padang beberapa tahun lalu, recovery dan pertumbuhan ekonomi Padang pulihnya cepat. Potensi pasar modal di Padang dan Sumbar, ibarat batu cincin yang belum digosok," kata Muhammad Taufik.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015