Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar menghadapi tekanan jual terhadap mata uang utama tetapi menguat terhadap sebagian besar mata uang Asia-Pasifik pada Senin, karena kekhawatiran atas negara-negara berkembang tetap kuat meskipun Washington diperkirakan menunda kenaikan suku bunga.

Unit AS naik tipis menjadi 119,97 yen dalam perdagangan sore di Tokyo dari 119,92 di New York pada Jumat sore, tapi masih turun dari 120,05 yen di Tokyo pada pagi hari.

Euro naik menjadi 1,1235 dolar dan 134,78 yen di Tokyo dari 1,1219 dolar dan 134,53 yen di perdagangan AS.

"Sentimen penjualan dolar sedang berkembang terhadap mata uang utama lainnya setelah laporan ketenagakerjaan AS mengecewakan," Minori Uchida, kepala riset pasar global Tokyo pada Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, mengatakan kepada AFP.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS untuk September menunjukkan pelambatan pertumbuhan lapangan pekerjaan dalam dua bulan terakhir, stagnasi upah, dan tingkat partisipasi jatuh ke posisi terendah 38 tahun, meredam kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada Oktober.

"The Fed sangat tidak mungkin untuk memulai melakukan normalisasi kebijakan secepatnya bulan ini dan Desember juga masih terlalu lemah," Philip Borkin, seorang ekonom senior ANZ Bank di Auckland, mengatakan dalam sebuah catatan untuk para nasalah, menurut Bloomberg News.

Seruan pada Fed untuk menaikkan suku bunga itu menempatkan tekanan baru pada negara-negara berkembang karena investor menarik uang tunai mereka untuk mencari imbal hasil yang lebih baik di Amerika Serikat.

Tetapi Uchida dari Tokyo-Mitsubishi mengatakan: "Dolar tidak akan begitu lemah terhadap mata uang Asia karena para pelaku pasar masih belum bisa melihat banyak faktor pendorong untuk mendukung mata uang regional sekarang."

Dalam perdagangan sore di Tokyo, dolar Singapura turun 0,03 persen dari Jumat terhadap unit AS, won Korea Selatan tergelincir 0,69 persen dan dolar Taiwan kehilangan 0,63 persen.

Rupee India turun 0,30 persen dan rupiah Indonesia turun tipis 0,60 persen sedangkan baht Thailand datar, demikian AFP melaporkan.

(A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015