Warga dan tamu-tamu undangan yang telah memenuhi arena tampak antusias menyambut kehadiran kapal itu dengan gemuruh tepuk tangan.
KRI Dewaruci, kapal latih tiang tinggi yang dioperasikan Akademi TNI AL di Surabaya, ditarik kapal tunda untuk bisa masuk ke dermaga milik perusahaan swasta nasional itu. Setelah merapat, tali-tali tambat diikat erat.
Kapal latih tiang tinggi TNI AL yang menjadi goodwill ambassador of Indonesia itu kokoh merapat dan ditambat di belakang kapal fregat TNI AL, KRI Oswald Siahaan-352. Kapal fregat itu sendiri juga termasuk kapal “senior” hasil hibah Angkatan Laut Kerajaan Belanda, pada dasawarsa ’80-an.
Warga yang sangat antusias menyaksikan kapal layar buatan galangan kapal Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1953 itu menghambur ke pinggir panggung raksasa yang dibangun untuk menampung kehadiran warga dan undangan.
Kehadiran kapal perang non kombatan yang telah menempuh ratusan ribu mil laut pelayaran ke tujuh samudera dan lima benua itu menjadi momen tersendiri bagi banyak warga. Ponsel berkamera, tablet, atau kamera menjadi alat untuk mengabadikan kehadiran dia.
Saat merapat ke dermaga itu, seluruh awak KRI Dewaruci berdiri tegak di tepi pagar kapal dalam seragam upacara 1. Bendera negara-negara yang pernah dikunjungi KRI Dewaruci dikibarkan di semua tiang dan tali-tali kapal, mendampingi bendera Merah Putih raksasa yang dikibarkan di buritan kapal, lurus ke tiang Arjuna-nya.
Upacara HUT ke-70 TNI kali ini agak berbeda ketimbang yang sudah pernah dilaksanakan walau tidak sebesar dan segegap-gempita pada HUT ke-69 pada 7 Oktober 2014 lalu.
Dengan memakai arena upacara di dermaha milik perusahaan swasta, akses rakyat umum untuk menyaksikan langsung rangkaian upacara ini sangat terbuka lebar. Pada 1982, upacara HUT TNI serupa pernah juga dilaksanakan di dermaga Cigading, Cilegon.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
