Hingga awal 2015 datanya tinggal 4,2 persen dari luasan Pulau Batam (41.500 hektare)
Batam (ANTARA News) - Luas hutan mangrove Pulau Batam yang pada periode 1970-an mencapai 24 persen dari pulau tersebut kini menyusut dan hanya menyisakan 4,2 persen saja.

"Hingga awal 2015 datanya tinggal 4,2 persen dari luasan Pulau Batam (41.500 hektare). Sementara sejak awal tahun hingga saat ini pengrusakan hutan mangrove terus terjadi," kata Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam, Dendi Purnomo di Batam, Selasa.

Dengan luas Pulau Batam yang mencapai 41.500 hektare, maka hingga awal 2015 luasnya tinggal 1.743 hektare. Luas tersebut juga dipastikan terus menyusut hingga September 2015.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari Bapedal Batam, Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam menyatakan sekitar 800 hektare hutan mangrove Batam yang berfungsi melindungi daratan dari abrasi hilang akibat berbagai kegiatan.

Sebanyak 620 hektare mangrove hilang di kawasan Tembesi, Sagulung setelah kawasan tersebut beralih fungsi dan dibangun waduk. Sisanya rusak karena penimbunan untuk kepentingan wisata, penambangan pasir dan penebangan usaha arang.

"Kami hitungnya pakai satelit dan dilakukan setiap tiga tahun. Jadi data persentasenya sampai pada awal 2015. Jadi luas yang ada sejak awal tahun telah kembali berkurang," kata dia.

Sebelumnya Dendi juga mengatakan untuk kerusakan atau hilangnya mangrove karena alih fungsi sesuai dengan tata ruang seperti yang terjadi di Tembesi, Bapedal Batam tidak bisa mengambil tindakan.

Namun, untuk kasus hilangnya mangrove karena kegiatan ilegal seperti penambangan, dapur arang, dan untuk kepentingan komersial lain tetap akan ditindak tegas.

Selain itu, kata dia, sejumlah perusakan mangrove di kawasan Galang Baru juga sudah ditetapkan tiga orang tersangka salah satu di antaranya merupakan warga Tiongkok.

"Selain warga Tiongkok, tersangka lainnya adalah pemilik lahan, pemilik alat berat. Berkasnya sudah sempat kami kirimkan ke Kejaksaan Negeri Batam, namun ada beberapa petunjuk untuk melengkapinya," kata dia.

Pewarta: Larno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015