Semarang (ANTARA News) - Pertandingan cabang olahraga sepak bola babak kualifikasi PON XIX Zona Jawa di Stadion Jatidiri Semarang, Jateng, dibatalkan karena izin pertandingan dicabut oleh pihak kepolisian.

Pada pertandingan hari pertama Selasa ini mempertandingankan antara tuan rumah Jawa Tengah melawan DI Yogyakarta tetapi dibatalkan meskipun kedua tim sudah berada di lapangan di Stadion Jatidiri untuk melakukan pemanasan.

Bahkan, perangkat pertandingan juga sudah berada di lapangan termasuk penonton kedua tim juga sudah berada di Stadion Jatidiri,

Tim-tim lain yang bertanding di Zona Jawa juga sudah berada di Semarang untuk persiapan menjalani pertandingan seperti Banten dan DKI Jakarta, sedangkan Jawa Timur belum datang karena menurut jadwal mereka baru memainkan pertandingan pada Kamis (8/10).

Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah Johar Lin Eng mengatakan begitu Jawa Tengah ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara babak kualifikasi PON XIX tersebut pada Kamis (1/10) oleh induk organisasi olahraga sepak bola di Tanah Air tersebut langsung bergerak cepat untuk mengurus segala sesuatunya.

Pada Jumat (2/10) malam langsung mengurus ke perizinan kepada aparat kepolisian mulai dari polsek, polres, dan akhirnya mendapat rekomendasi dari POlda Jawa Tengah. "Tetapi ternyata Selasa siang ini, rekomendasi dari Polda Jateng ditarik kembali dan dinyatakan bahwa seluruh pertandingan tidak diizinkan," katanya.

Setelah tidak diizinkan untuk menggelar pertandingan, kata dia, dirinya meminta supaya kedua tim yang berada di lapangan untuk diberikan izin melakukan pertandingan uji coba atau persahabatan karena semua sudah siap termasuk penontonnya sudah ada, tetapi juga tidak dizinkan.

Dengan peristiwa seperti ini, menurut Johar Lin Eng, ini merupakan pukulan dan menyesakkan karena petandingan-pertandingan ini tujuannya adalah untuk menyukseskan pesta olahraga multievent empat tahunan di Jawa Barat pada 2016 mendatang.

Ia mengatakan, pembinaan pemain amatir seharusnya mendapat dukungan dari pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional, tetapi di menit-menit akhir justru bertentangan dengan undang-undang tersebut. "Ini tentunya mematikan pembinaan sepak bola," katanya.

Padahal, lanjut dia, tim-tim peserta babak kualifikasi sepak bola Zona Jawa ini sudah melakukan cukup lama seperti Jatim mempersiapkan diri selama tiga tahun, Jateng sekitar dua tahun, DKI Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta juga sudah melakukan persiapan dengan matang.

"Sebagai tuan rumah kami minta maaf kepada tim-tim peserta dan berharap kejadian ini yang terakhir dan tidak terulang di daerah-daerah lain. Kami berharap ada solusi yang baik," katanya.

Wakil tim dari Banten Suyono mengatakan, kejadian ini di luar dugaan karena timnya sudah melakukan persiapan yang matang. "Kami minta diberikan solusi yang baik, jangan diombang-ambingkan," katanya.

Wakil tim dari DI Yogyakarta Ediyanto mengatakan, tentunya kejadian ini sangat mengecewakan dan dirinya merasa shock. "Tentunya kami-kami ini harus membuat petisi atau minta surat pertanggungan kepada KONI Pusat," katanya.

Perwakilan dari Tim Jawa Timur Itong Nurcahyo mengatakan, timnya sama dengan apa yang dikemukakan oleh Banten dan DI Yogyakarta. "Kita serahkan kepada KONI Pusat dan PSSI," katanya.

Sedangkan dari DKI Jakarta melalui Sofyan Nur mengatakan timnya sebenarnya sudah melakukan persiapan untuk bisa berpartisipasi pada PON mendatang.

Dari Jateng melalui Eko Wahyudi mengatakan, kejadian ini dirinya shock dan juga malu kepada tim-tim yang sudah hadir di sini. "Kami ingin menjadi tuan rumah dengan harapan sukses penyelenggaraan dan prestasi akhirnya sirna," katanya.

"Sebagai tuan rumah tentunya akan kami kembalikan kepada mereka yang menunjuk kami," kata Johar Lin Eng.

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015