Makassar (ANTARA News) - Badan Search and Rescue Nasional menyerahkan black box dan serpihan pesawat Aviastar kepada Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk dilakukan investigasi.

"Temuan black box dan serpihan dan baling-baling pesawat Aviastar ini kami serahkan kepada KNKT guna penyelidikan dan investigasi kejadian terakhir saat kecelakaan," kata Ketua Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo dalam keterangan persnya di ruang Pluto Bandara Lanud Hasanuddin, Selasa.

Menurut dia, temuan tersebut memang seharusnya diserahkan kepada KNKT sebagai bentuk penyelidikan dan kewenangan lembaga tersebut dalam menentukan hasil apakah ada kesalahan termasuk kejadian terakhir sebelum pesawat jatuh.

Dirinya juga menyebutkan penemuan peswat tersebut atas kerja sama sluruh unsur baik dari kepolisian, Basarnas, TNI, Relawan dan masyarakat tim 18 yang ikut membantu dalam pencarian pesawat Aviastar.

"Kami mengucapkan terima kasih atas prestasi ini selama pencarian empat hari di lokasi kejadian secara tuntas. Kami berharap kekuatan ini tetap dijaga dan bisa bertahan ketika terjadi musibah," paparnya kepada wartawan.

Sementara Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono kepada wartawan black box yang diberikan akan segera diproses untuk penyelidikan dalam hal mengetahui kronologis dan rekaman terakhir ketika pesawat tersebut terjatuh dan hancur terbakar.

"Untuk penyelidikan dan prosesnya bisa memakan waktu 12 bulan paling lama untuk dilakukan investigasi dan mengetahui sebab terjadinya kecelakaan," sebut dia kepada wartawan.

Selain itu serpihan pesawat juga akan diteliti dan hanya diambil pada bagian penting, sementara untuk bangkai pesawat akan tetap dievakuasi lebih lanjut guna melengkapi proses investigasi.

Saat ditanya mengenai dengan Emergency Locator Transmitter atau ELT apakah masih berfungsi saat pesawat tersebut kecelakaan, kata dia, kemungkinan rusak pada saat terjadi benturan keras. Diduga pesawat tersebut menghantam gunung Pajaja, di Luwu.

"Kemungkinan ada benturan keras, namun belum bisa dipastikan apakah menghantam gunung. Nanti hasil investigasi akan membuktikannya," ujar dia.

Korban pesawat naas tersebut dinakhodai tiga kru pesawat yakni Capt Iri Afriadi dengan Co Pilot Yudhistira serta teknisi bernama Soekris Winarto.

Sementara tujuh penumpang lainnya yakni Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir, Afif (bayi 1 tahun), Raya Adawiah (balita 3 tahun), sema dinyatakan tewas.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015