Palembang (ANTARA News) - Kualitas udara di Kota Palembang semakin buruk mencapai 894 mikro gram/m3 atau pada level berbahaya bagi kesehatan manusia.

Berdasarkan rekaman alat pemantau partikular meter PM 10 di Stasiun Klimatologi Kenten Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel hari ini kualitas udara di Palembang sudah berada di atas ambang berbahaya 350 mikro gram/m3, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama, di Palembang, Selasa

Dia menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten di Sumsel terus terjadi, sehingga menimbulkan kabut asap yang pekat dan mengakibatkan kualitas udara beberapa hari terakhir berada di atas ambang baku mutu atau di atas ambang normal dan kini mencapai level berbahaya.

Kategori kualitas udara 0--50 mikro gram/m3 baik, kemudian pada level 50--150 sedang, 150--250 tidak sehat, 250--350 sangat tidak sehat, dan pada level lebih dari 350 mikro gram/m3 berbahaya.

Melihat kondisi kualitas udara di wilayah Kota Palembang berada pada level berbahaya, pihaknya mengimbau masyarakat di Bumi Srwijaya itu agar mengurangi aktivitas di luar rumah/ruangan dan menggunakan masker, agar mencegah terhirup udara kotor yang berasap dan terdapat abu sisa kebakaran hutan dan lahan secara langsung.

Dengan melakukan berbagai tindakan antisipasi itu, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit lainnya yang dipicu oleh kualitas udara yang buruk sekarang ini, kata Indra.

Sebelumnya Kepala Puskesmas Merdeka Palembang dr Desty Alsen mengatakan hingga Oktober ini terdapat ribuan warga kota ini terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA karena tidak kuat menghirup udara yang tercemar polusi asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Dalam dua bulan terakhir pihaknya telah melayani ribuan masyarakat yang mengeluhkan mengalami gangguan penyakit ISPA dan batuk akibat alergi asap.

"Dalam dua bulan terakhir, setiap hari ada 20 orang lebih yang berobat di puskesmas ini mengeluhkan gangguan pada saluran pernapasannya dan batuk-batuk. Karena itu, diimbau kepada masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan," ujar dr Desty lagi.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015