Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan membiarkan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini karena meski volatilitasnya besar, nilai rupiah masih di bawah nilai wajar (undervalue).

"Biarin aja. Bahkan kita perlu dorong lagi. Ketika nilai rupiah 13.800, RER (real exchange rate)-nya pada level 89. Itu artinya rupiah berada di level undervalue. Nilai RER rupiah yang kompetitif adalah 95-97," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam perbincangan dengan wartawan di Kantor BI, Jakarta, Rabu.

Mirza juga mengatakan bahwa terlalu besarnya nilai penguatan rupiah itu merupakan sesuatu yang wajar karena selama ini nilai pelemahan rupiah juga besar.

Mudah terombang ambingnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kata Mirza, itu sebagai akibat kurang dalamnya pasar valas di Indonesia yakni hanya sekitar lima miliar dolar AS per hari. Sementara Singapura sekitar 300 miliar dolar AS.

Selain itu, penyebab naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih dari 50 persen akibat faktor eksternal.
"Saya malah memperkirakan 75 persen" katanya.

Mirza juga mengatakan volatilitas rupiah terhadap dolar AS di dalam negeri disebabkan lebih besarnya permintaan valas dibandingkan dengan pasokan. Karena itu, BI mengeluarkan sejumlah kebijakan yang diharapkan dapat menyeimbangkan permintaan dengan pasokan valas tersebut.

Upaya BI itu, katanya, merupakan sebagian dari kebijakan untuk meningkatkan pasokan valas karena yang dominan dalam peningkatan pasokan itu adalah sektor ril antara lain melalui sektor pariwisata, ekspor dan penanaman modal asing,

Dalam memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, BI antara lain melakukan implementasi intervensi di pasar forward, serta menerbitkan sertifikat deposito BI (SDBI) tenor tiga bulan dan menerbitkan Reverse Repo SBN tenor 2 minggu.

BI juga memperkuat pengelolaan pasokan dan permintaan valas melalui penurunan holding period SBI, memperkuat kebijakan transaksi valas terhadap rupiah antara lain dengan menaikkan batas maksimum forward jual tanpa underlying dari satu juta dolar AS menjadi lima juta dolar AS dan merelaksasi ketentuan underlying.

Selain itu, BI menerbitkan SBI Valas, meningkatkan upaya repatriasi devisa hasil ekspor (DHE) dengan memberikan insentif pajak serta memperkuat informasi dalam laporan DHE.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore kembali menguat sebesar 414 poin menjadi Rp13.827 dibandingkan posisi sebelumnya pada Rp14.241 per dolar AS.

Sementara itu, AFP melaporkan bahwa berkurangnya ekspektasi kenaikan lebih awal dalam suku bunga AS membantu mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi menguat lagi terhadap dolar AS di perdagangan Asia pada Rabu.

Rupiah menjadi salah satu mata uang yang memimpin kenaikan karena data perdagangan Indonesia yang positif. Rupiah diperkirakan bisa menguat ke posisi 13.700 selama tiga minggu ke depan.

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015