Jakarta (ANTARA News) - Siapa sangka jika krisis yang terjadi saat ini telah diskenariokan dengan rapi oleh sekelompok orang.

Pendiri House of Rothschild Mayer Amschel Rothschild pernah menyatakan "biarkan aku mengeluarkan dan mengendalikan uang suatu negara dan aku tidak peduli dengan hukum."

Pernyataan itu dielaborasi dengan cerdas dalam buku berjudul "History of Money" yang ditulis oleh Andrew Hitchcock penulis bestseller "The Synagogue of Satan".

Buku yang diterjemahkan pertama kali untuk pasar Indonesia oleh Best Media Jakarta pada September 2015, itu berupaya membongkar cara zionis dalam memanipulasi uang.

Buku yang diterjemahkan oleh Satya Pradana itu, bahkan dengan berani memaparkan subjudul "Membongkar Kejahatan Zionis Menjajah Dunia Melalui Manipulasi Uang".

Hitchcook dalam buku History of Money menuliskan prakata panjang lebar mengenai manipulasi uang. Ia memaparkan tentang para ekonom yang senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi adalah bagian alami dari siklus bisnis.

"Resesi dan depresi selalu terjadi bila bank sentral memanipulasi jumlah uang beredar, yang tujuan akhirnya adalah mematikan semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke tangan mereka. Bank sentral sendiri merupakan metamorfosis dari pedagang uang di zaman dulu," tulisnya.

Buku setebal 184 halaman itu menyajikan penyebab keruntuhan perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia yang sebenarnya sudah diatur sedemikian rupa oleh para bandit ekonomi (economic hit man) dalam permainan kotor zionis.

Dalam buku itu diceritakan tentang bagaimana para bandit ekonomi dengan kekuatan manipulasi uang, mereka mendalangi berbagai krisis ekonomi di banyak negara.

Mereka bisa menjatuhkan nilai uang sebuah negara, membuat negara menjadi miskin, menghancurkan nilai properti, membantai industri produksi, dan mengeringkan keuangan nasional.

Buku ini menjelaskan secara kronologi, bagaimana mereka "merampok" kekayaan sebuah negara beserta rakyatnya dengan cara memanipulasi uang.

Bahkan buku itu berani mengklaim mampu membuka cara berpikir pembacanya tentang manipulasi di balik terciptanya uang. Pembaca akan tercengang mengetahui kebenarannya, tulis buku itu.

Kondisi Indonesia
Buku ini jika dikaitkan dengan kondisi terkini Indonesia semakin sesuai di tengah kondisi ekonomi yang sedang bertahan menahan dampak krisis perlambatan ekonomi global.

Tidak banyak yang menyangka jika apa yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan fenomena yang telah didisain dengan sangat rapi.

Para bandit ekonomi dituduh menjadi biang dari semakin lesunya kondisi ekonomi negeri ini.

Oleh karena itu, buku ini menjadi semakin pas dijadikan acuan dan referensi bagi para pembuat kebijakan di Tanah Air.

Buku ini menyajikan cara Profesor Joseph Stiglitz, mantan Kepala Ekonom Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Presiden Clinton tentang strategi empat langkah yang diciptakannya bagi Bank Dunia untuk memperbudak bangsa melalui para bankir.

"Langkah pertama adalah dengan privatisasi, ini dilakukan dengan memberikan tawaran kepada para pemimpin nasional dengan komisi yang ada di rekening rahasia bank Swiss sebagai bentuk pertukaran dolar untuk pemangkasan beberapa miliar dolar dari harga penjualan aset nasional. Suap dan korupsi, murni dan sederhana."

Langkah kedua dengan liberalisasi pasar modal yang dilakukan untuk membatalkan hukum pajak uang yang melebihi perbatasannya.

Sedangkan langkah ketiga dengan menentukan harga berdasarkan pasar untuk menciptakan kerusuhan sosial di sebuah negara yang pada akhirnya menjadikan suatu negara menjadi bangkrut.

Langkah terakhir yakni sistem perdagangan bebas yang pada akhirnya akan memenangkan para bankir.

Di luar itu semua, buku ini menjelaskan secara kronologis manipulasi di balik terciptanya uang.

Membosankan Awam
Buku ini meski bisa menjadi referensi bagi para ekonom dan pembuat kebijakan, beberapa bagian di dalamnya terasa membosankan.

Pembaca yang tidak memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bidang ekonomi terancam kehilangan minat membacanya pada halaman-halaman awal buku ini.

Namun, prakata buku pada halaman 3 yang diberi anak judul Manipulasi Uang dibuat nisbi singkat dan jelas untuk sedikit membawa "lari" pembaca ke dalam persoalan teknis yang lebih berat pada halaman selanjutnya.

Sebenarnya buku telah tampak dirancang sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh pembaca awam dengan cara runtutan atau sistematika waktu.

Buku disajikan dengan runtutan tahun seperti halnya buku sejarah dari mulai 48 Sebelum Masehi (SM) ketika Julius Caesar mengambil kembali hak untuk membuat koin emas dari tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat yang dijelaskan pada halaman 7.

Uraian kemudian berakhir pada 2006, saat ketika buku ini ditulis ketika Amerika dan Inggris berperang di Afganistan dan Irak hingga merencanakan ke depan untuk menginvesi Iran, seperti dijelaskan di halaman 178.

Namun, agak sedikit mengagetkan ketika penulis menyimpulkan tulisannya dalam buku tersebut salah satunya bahwa mata uang yang ditopang oleh emas akan menemukan pada satu titik tidak ada penopang apapun di dalamnya.

Kesimpulan bahwa satu-satunya sistem moneter yang tampaknya berfungsi dalam sejarah adalah sistem moneter yang didukung oleh niat baik pemerintah dan bebas utang, tampak mengecilkan paparan panjang lebar dalam halaman-halaman sebelumnya.

Padahal, buku tersebut telah berupaya memaparkan secara kronologis praktik penyebab krisis oleh para bandit ekonomi dengan segala sepak terjangnya.

Judul Buku: History of Money

Penulis: Andrew Hitchcock

Penerbit: Best Media

Penerjemah: Satya Pradana

Cetakan I: September 2015


Oleh Hanni Sofia Soepardi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015