Jakarta (ANTARA News) - President of National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) Tokyo Takashi Shiraishi kaget mendengar persentase belanja penelitian dan pengembangan (litbang) Indonesia yang hanya 0,089 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Berapa? 0,089 persen itu hanya berasal dari PDB?" tanya Takashi dalam Workshop on Science, Technology, and Innovation Policy (Lesson Learned from Japan) yang digelar LIPI sebagai bagian dari Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) XI di Jakarta, Kamis.

Ia lebih terkejut setelah mengetahui bahwa angka 0,089 persen belanja litbang tersebut sudah termasuk belanja litbang sektor swasta di Indonesia.

Menurut dia, dengan angka investasi litbang swasta yang sangat kecil tersebut maka Indonesia tidak bisa berharap banyak dapat bersaing.

Peneliti manajemen Iptek LIPI Trina Frizzanty mengatakan seperti yang disebutkan UNESCO bahwa angka satu persen belanja litbang dari PDB merupakan angka minimal untuk mencapai daya saing.

"Karena itu kita tunggu Presiden Jokowi untuk bisa naikkan anggaran litbang dua kali lipat. Menristekdikti juga pernah sebut akan menaikkan angka belanja litbang jadi 0,5 persen," katanya.

Sebelumnya Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir sempat mengatakan bahwa porsi belanja litbang pemerintah masih paling besar mencapai 74 persen dari 0,089 persen PDB tersebut, dan sisanya sekitar 26 persen dari sektor swasta.

"Kalau melihat hasil kajian yang disajikan LIPI maka kita harus kerja keras merubah porsi belanja litbang tersebut. Sementara di luar negeri 80 persen itu sudah kontribusi swasta," ujar dia. 

Pewarta: Virna P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015