Setiap bulan kami mengangkat sampah plastik di Bunaken hingga mencapai tiga ton bahkan lebih."
Manado (ANTARA News) - Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano masih saja mengirim sampah ke Taman Laut Bunaken Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Masih sangat banyak sampah yang mengikuti DAS Tondano dan terkumpul semua di pantai Bunaken," kata Anggota LSM Masyarakat Peduli Bunaken Yusak Pontoh di Manado, Senin.

Jika air pasang, katanya, sampah-sampah melalui DAS Tondano akan datang semua ke pantai Bunaken dan yang lebih parah lagi sampah plastiknya sangat banyak.

"Kami berharap masyarakat di Kota Manado dan seputaran DAS Tondano agar tidak membuang sampah sembarangan apalagi di sungai karena dampaknya cukup besar di Taman Laut Bunaken," kata Yusak.

Dia mengatakan setiap bulan LSM Masyarakat Peduli Bunaken melakukan pengangkatan sampah plastik di seputaran pantai Bunaken yang menjadi lokasi wisata.

"Setiap bulan kami mengangkat sampah plastik di Bunaken hingga mencapai tiga ton bahkan lebih," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap perhatian dari pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan akan lebih baik lagi.

Camat Bunaken Kepulauan Robert Dauhan mengatakan memang masih banyak sampah kiriman dari DAS Tondano yang merusak keindahan Taman Laut Bunaken saat ini.

"Sehingga saya berharap pola pikir masyarakat baik di Kota Manado dan seputaran DAS Tondano harus terus diubah agar semakin sadar akan dampak negatif dari membuang sampah sembarangan," jelasnya.

Dia mengatakan juga pola pikir masyarakat di Bunaken agar lebih pro aktif jika ada sampah plastik yang kelihatan langsung diangkat dan diletakkan pada tong sampah.

"Kesadaran masyarakat lokal juga lebih ditingkatkan agar permaslahan sampah di Bunaken bisa teratasi dengan baik, karena mampu meningkatkan nilai tambah bagi warga sebab kunjungan wisatawan mancanegara akan semakin banyak," jelas Robert.

Karena, katanya, wisatawan mancanegara yang biasa datang berkunjung ke Bunaken sangat benci dengan sampah plastik karena akan mengganggu ekosistem biota laut dan membuat tidak menarik," jelasnya.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015