Kinabalu, Sabah (ANTARA News) - Pertemuan jurnalis wilayah sempadan antara Indonesia dan Malaysia melahirkan Deklarasi Kinabalu, berisi kesepakatan untuk terus memperkuat hubungan baik, terutama mengenai isu-isu sensitif dalam konteks bilateral.

Deklarasi itu digagas Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia Indonesia (Iswami), dan ditandai dengan tanda tangan puluhan jurnalis yang bertugas di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sabah dan Sarawak, serta pengurus Iswami di Kota Kinabalu, Sabah, Selasa.

Kota Kinabalu menjadi tuan rumah dialog tentang perbatasan dengan tema "Mengharmonikan Masyarakat Perbatasan" yang digelar oleh Iswami.

Ketua Iswami Malaysia Datuk Zulkefli Salleh mengatakan, Deklarasi Kota Kinabalu itu juga menegaskan bahwa silaturahmi dan kerja sama yang erat wartawan di perbatasan kedua negara akan terus dijalin.

Kemudian, sepakat untuk terus memupuk keharmonian masyarakat di perbatasan kedua negara melalui pemberitaan yang benar dan tepat. Lalu, menghindarkan pemberitaan yang cenderung provokatif, serta lebih mengangkat pemberitaan yang menjelaskan keharmonian kedua negara.

Dialog yang sudah terjalin saat ini juga tidak akan berhenti di Kinabalu. "Dialog-dialog serupa akan terus dilanjutkan pada masa-masa berikutnya," ujar Zulkefli Salleh.

Presiden Iswami Indonesia Saiful Hadi menambahkan, jalinan silaturahim tentu tidak hanya sebatas di atas kertas. "Dengan pertemuan-pertemuan seperti ini, tidak hanya mengangkat isu perbatasan dari sudut pandang Jakarta atau Kuala Lumpur saja," ujar Saiful Hadi Chalid yang juga Dirut Perum LKBN Antara.

Penyelesaian masalah perbatasan, ia melanjutkan, juga harus bertujuan untuk memberi manfaat paling banyak bagi masyarakat setempat. "Bukan penyelesaian dari sisi politik belaka," katanya, "sehingga mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan sosial budaya, kemanusiaan, menjadi lebih relevan."

Zulkefli mengatakan, sebagai negara serumpun, adalah lebih baik membahas tentang masa depan kedua negara. Terlebih lagi hubungan kedua negara tidak terlepas dari sejarah masa lalu. Pembagian wilayah antara Indonesia dan Malaysia juga berdasarkan warisan kolonial pada masa lalu.

"Itu permasalahan yang kecil," kata Zulkefli.

Puluhan jurnalis yang bertugas di daerah perbatasan baik dari Indonesia dan Malaysia hadir dalam dialog yang dibuka oleh Penasihat Sosio Budaya Kerajaan Malaysia, YBHG Tan Sri Datuk Seri Panglima Dr Rais Yatim di Kinabalu, Senin (12/10) malam.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015