Kairo (ANTARA News) - Warga negara Mesir di luar negeri pada Sabtu (17/10) mengawali pemilihan anggota parlemen tahap pertama yang akan digelar selama dua hari di berbagai kedutaan besar Mesir di negara sahabat.

Adapun pemilu tahap pertama di dalam negeri digelar pada Minggu dan Senin (18-19/10) untuk 14 provinsi dari 27 provinsi di Negeri Piramida itu.

Pemilu tahap kedua di 13 provinsi sisanya dijadwalkan akan digelar pada bulan depan, 22 dan 23 November.

Komis Pemilu Mesir mengatakan, lebih dari 50 juta pemilik hak suara di dalam dan luar negeri diharapkan akan mengikuti dua tahap tersebut.

Ini merupakan pemilu parlemen kedua sejak tumbangnya dua presiden Mesir, Hosni Mubarak pada awal 2011 dan Mohamed Moursi pada Juli 2013.

Pemulu parlemen pertama digelar pada akhir 2011, beberapa bulan setelah tumbangnya rezim Mubarak.

Namun, parlemen hasil pemilu yang dipuji dunia internasionals sebagai pemilu paling demokratis dalam sejarah Mesir modern tersebut dibubarkan pada Juni 2012 atas perintah pangadilan.

Dengan demikian, dalam tiga tahun terakhir Mesir tidak memiliki parlemen.

Presiden Abdel Fatah Al Sisi yang terpilih dalam pemilu presiden tahun lalu memegang wewenang legislatif akibat kekosongan parlemen.

Pemilu perlemen itu sendiri telah beberapa kali ditunda, kendati konstitusi atau undang-undang dasar yang disahkan pada awal 2014 menetapkan pemilu parlemen enam bulan setelah konstitusi diundangkan.

Sementara itu, sebanyak 185.000 personel militer dikerahkan untuk membantu polisi guna mengamankan lebih dari 19.000 tempat pemungutan suara pemilu tahap pertama di seantero 14 provinsi tersebut.

Di sisi lain, Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin, sebelumnya telah dibubarkan, dan Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Ikhwanul Muslimin yang memenangkan pemilihan parlemen pertama pasca rezim Mubarak itu belakangan ini menyerukan rakyat untuk memboikot pemulu, dan mendesak dunia internasional agar tidak mengirim tim pemantau.

Meski demikian, beberapa pemantau asing dilaporkan akan ambil bagian dalam mengawasi jalannya pemilu.

Mantan Presiden Liberia, Amos Claudius Sawyer, yang mengetuai Tim Pengawas dari Uni Afrika, kepada wartawan di Kairo, Jumat, mengatakan pihaknya mengharapkan pemilu tersebut berjalan damai.

Pemilihan anggota parlemen ini merupakan tahap ketiga dan terakhir dari "Peta Jalan" yang dicanangkan Panglima Militer Abdel Fatah Al Sisi ketika menumbangkan Presiden Moursi.

Tiga tahap Peta Jalan tersebut terdiri atas pengesahan konstitusi baru; pemilihan presiden; dan pemilihan parlemen.

Pemilihan presiden lebih awal dari pemilu parlemen ini merupakan tradisi baru dalam sejarah perpolitikan Mesir, berlawanan dengan sebelumnya yang didahului pemilu legislatif.

Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015