Iya (direvisi) kelihatannya seperti itu. Ini masih belum final, saya masih ada rapat kerja dengan Komisi VI,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan merevisi target ekspor sebesar 300 persen dalam waktu lima tahun kedepan karena hingga saat ini kinerja ekspor Indonesia masih terus mengalami penurunan yang salah satu faktornya dipengaruhi oleh kondisi global.

"Iya (direvisi) kelihatannya seperti itu. Ini masih belum final, saya masih ada rapat kerja dengan Komisi VI," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong di sela-sela kunjungan ke Pasar Santa, Jakarta, kemarin.

Thomas mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, ekspor impor cenderung mengalami penurunan. Hal itu juga merupakan pola dari seluruh dunia, di mana hampir semua negara mengalami penurunan kinerja ekspor maupun impor.

"Jadi, ekonomi global lagi turun. Kita harus realistis, ini tidak nyambung jika pertumbuhan ekonomi hanya 5-7 persen sementara ekspor ditargetkan 300 persen dalam waktu lima tahun, yang berarti 60 persen (peningkatan) per tahun," ujar Thomas yang kerap disapa Tom itu.

Thomas menjelaskan, angka final perkembangan ekspor juga masih dipengaruhi oleh banyak hal seperti faktor-faktor dari luar negeri. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kondisi perekonomian Tiongkok dan Amerika Serikat.

Saat ditanya apakah target tahun ini bisa naik 6,5 persen jika dibandingkan dengan kinerja ekspor tahun lalu, Tom menyatakan bahwa angka tersebut masih berat untuk dicapai dikarenakan berdasarkan kinerja ekspor Indonesia hingga September 2015 masih mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014 lalu.

"Kita kerjakan yang nyata dan realistis serta bertanggung jawab. Kita harus fokus kepada apa yang kita bisa tindak, kita perbaiki dengan deregulasi, mencabut peraturan yang tidak masuk akal dan perizinan yang tumpang tindih kita benahi untuk memperlancar perdagangan, baik impor maupun ekspor," kata Tom.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai ekspor Indonesia pada September 2015 mencapai 12,5 miliar dolar Amerika Serikat, atau menurun sebesar 17,98 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu dimana ekspor tercatat mencapai 15,27 miliar dolar AS.

Sementara jika dibandingkan dengan Agustus 2015, kinerja ekspor juga mengalami penurunan sebesar 1,55 persen dimana tercatat sebesar 12,72 miliar dolar AS.

Untuk kinerja ekspor non-migas, pada September 2015 yang sebesar 11,1 miliar dolar AS juga tercatat mengalami penurunan sebesar 12,45 persen jika dibandingkan September 2014 lalu yang tercatat sebesar 12,65 miliar dolar AS. Dan jika dibandingkan dengan Agustus 2015, ekspor non-migas juga mengalami penurunan sebesar 1,06 persen dari yang sebelumnya tercatat sebesar 11,19 miliar dolar AS.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari September 2015 mencapai 115,1 miliar dolar AS atau menurun 13,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang tercatat sebesar 132,7 miliar dolar AS, demikian juga ekspor non-migas mencapai 100,7 miliar dolar AS atau menurun 7,87 persen dari periode lalu yang tercatat sebesar 109,3 miliar dolar AS.

Pada masa pemerintahan awal Presiden Joko Widodo, ekspor nonmigas ditargetkan untuk naik hingga 300 persen dalam waktu lima tahun meskipun sesungguhnya pada akhir tahun 2014 lalu, ekspor Indonesia dikoreksi menjadi 150-152 miliar dolar AS dari target awal sebesar 155-160 miliar dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015