Manila (ANTARA News) - Sedikitnya 18 orang tewas, 16 orang cedera dan satu orang hilang saat Topan Koppu, yang secara lokal dinamakan Lando, menerjang Filipina Utara untuk hari ketiga, demikian keterangan Dewan Manajemen dan Pengurangan Resiko Nasional (NDRRMC), Selasa malam.

Direktur Pelaksana NDRRMC Alexander Pama mengatakan penyebab kematian meliputi tertimpa pohon tumbang dan tembok ambruk, tersengat listrik, tenggelam hingga tewas, serta tanah longsor.

Hingga pukul 18.00 waktu setempat, NDRRMC mengatakan sebanyak 560.570 orang terkena dampak di wilayah Ilocos, Cagayan, Luzon Tengah, Calabarzon, Bicol, Wilayah Administratif Cordillera dan Wilayah Ibu Kota Nasional.

Sebanyak 88 persimpangan jalan dan 25 jembatan masih belum bisa dilewati.

Saat Topan Koppu melemah, peringatan topan masih diberlakukan di 17 provinsi dan 107.719 orang masih ditampung di berbagai pusat pengungsian.

Angin kencang dan hujan lebat mengakibatkan gangguan pasokan listrik di sembilan kota besar dan 68 kota praja di Luzon dan merusak 4.919 rumah di seluruh dunia, demikian laporan Xinhua.

Cuaca buruk juga mengakibatkan dibatalkannya 78 penerbangan, dan lebih dari 1.000 penumpang serta 50 barang kiriman terdampar.

Menurut Wakil Menteri di Departemen Pertanian Emerson Palad, sektor pertanian Filipina telah menderita kerugian sedikitnya 128,01 juta dolar AS akibat Koppu.

"Melalui sebagian pengabsahan lapangan, Departemen Pertanian memperkirakan banyak wilayah sudah menderita kerugian produksi sebanyak 386.000 ton meter," katanya.

Media setempat melaporkan kondisi bencana diumumkan untuk beberapa kota besar dan kecil di Provinsi Nueva Ecija, Pangasinan, dan Isabela.

Akibat cuaca buruk, kegiatan belajar-mengajar dan pemerintahan masih dibekukan di sebagian besar wilayah Filipina Utara.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015