Tahun depan (2016), peningkatan perdagangan sekitar 6-7 persen, dan pada 2017 sudah tembus ke belasan, kemudian perlahan-lahan sekitar belasan per tahun,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menurunkan target ekspor dari sebelumnya peningkatan ekspor dipatok 300 persen dalam waktu lima tahun, menjadi rata-rata diatas sepuluh persen per tahun, khususnya mulai 2017.

"Tahun depan (2016), peningkatan perdagangan sekitar 6-7 persen, dan pada 2017 sudah tembus ke belasan, kemudian perlahan-lahan sekitar belasan per tahun," kata Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, dalam jumpa pers "Trade Expo Indonesia (TEI) 2015", di Jakarta, Rabu.

Thomas yang karib disapa Tom tersebut mengatakan, perhitungan tersebut diambil berdasarkan dari data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sementara pihaknya akan mempelajari hal tersebut lebih dalam khususnya dengan mengamati tren yang terjadi saat ini dan kedepannya.

Menurut Tom, pada tahun 2015 ini, baik kinerja ekspor maupun impor Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan, dikarenakan hingga saat ini perekonomian global masih lemah dan hampir semua negara mengalami kontraksi, baik untuk ekspor maupun impor.

"Baik ekspor maupun impor mengalami kontraksi yang cukup signifikan, ekspor turun 14 persen dan impor turun 17 persen (YoY). Memang kita memiliki surplus, namun kondisi global masih sulit dan hampir semua negara alami kontraksi," ujar Tom.

Meskipun demikian, lanjut Tom, dirinya akan berusaha untuk meningkatkan ekspor khususnya ke pasar non-tradisional di mana pertumbuhan ekspor ke negara tersebut dinilai cukup pesat, meskipun nilainya belum seberapa jika dibandingkan dengan mitra dagang negara utama.

"Dalam pengamatan saya, seperti pada TEI ini, banyak pembeli berasal dari negara non-tradisional seperti Nigeria dan Bangladesh. Pertumbuhan (ekspor) kita di negara tersebut cukup pesat meskipun tidak seberapa jika dibanding negara-negara utama," tutur Tom.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tercatat kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2010 sebesar 157,78 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2011, ekspor mengalami kenaikan menjadi 203,50 miliar dolar AS, namun tercatat terus mengalami penurunan hingga tahun 2014.

Ekspor Indonesia pada tahun 2012 turun menjadi 190,03 miliar dolar AS dan kembali menurun pada tahun 2013 menjadi 182,55 miliar dolar AS. Sementara pada tahun 2014 sebesar 175,98 miliar dolar AS.

Pada tahun 2015, secara kumulatif pada periode Januari-September 2015 mencapai 115,1 miliar dolar AS atau menurun 13,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar 132,7 miliar dolar AS.

Pada awal masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, ekspor ditargetkan mampu naik 300 persen dalam waktu lima tahun, atau menjadi 485 miliar dolar AS pada tahun 2019.

Target tersebut, memerlukan tambahan investasi kurang lebih sebesar 211,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.749,5 triliun dan diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih sebanyak 23 juta orang.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015