Jakarta (ANTARA News) - 64 karyawan PT. Kereta Api Indonesia melakukan studi banding ke Beijing dan Shanghai, Tiongkok dalam program "Melihat China Dalam Perspektif Perkeretaapian".

"Kami memberi kesempatan ke semua level di PT. KAI untuk maju. Yang kami terapkan yaitu "seeing is believing" yang menjadi basis untuk memotivasi semangat bekerja karena hanya dengan bekerja keras kita bisa menyamai kecepatan transportasi dari Tiongkok," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro saat acara pelepasan para karyawan berstudi banding di Gedung Jakarta Railway Center, Jakarta, Kamis.

Menurut Edi, dengan melihat langsung dan merasakan pengalaman menggunakan berbagai jenis kereta api di Tiongkok, maka itu cukup efektif untuk diaplikasikan karyawan PT. KAI demi meningkatkan pelayanan lebih baik lagi, apalagi penumpang kereta api di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.

"Di sana juga bisa menikmati bagaimana kereta cepat di Tiongkok. Sebentar lagi kita punya (kereta cepat Jakara-Bandung). Tiongkok sudah maju. Kalau sepuluh tahun lalu jauh sekali dengan Jepang, sekarang tidak. Nanti bisa lihat," tutur Edi.

Direktur PT Kereta Api pariwisata Ibu Adi Suryatmini mengatakan para karyawan PT. KAI akan merasakan langsung empat macam kereta api di Tiongkok, antara lain Kereta Komuter (Subway) di Beijing, Kereta Api Cepat (CRH) dari Beijing ke Tianjin, kereta peluru atau Bullet Train dari Beijing ke Shanghai yang memiliki kecepatan tiga kali lipat dari kereta api di Indonesia (305 km/jam), serta kereta Maglev, kereta sangat cepat dengan teknologi magnetik.

"Nanti akan merasakan pengalaman naik macam-macam kereta di Tiongkok," ujar Adi.

Studi banding pada 22-26 Oktober ini adalah studi banding ke-30 yang dilakukan sejak 2011 dan telah memberangkatkan 2.320 peserta.

Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015