Kulon Progo (ANTARA News) - Produksi ikan lele di tingkat pembudidaya lele di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan hingga 65 persen.

Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Trunojoyo Wates Wagiran di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan bahwa rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan penurunan itu. Bahkan, kelompoknya hanya menaburi benih lele sebanyak 70 kolam dari 200 kolam.

"Sejak awal 2015, tingkat konsumsi masyarakat DIY dan Jawa Tengah mengalami penurunan drastis. Kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan daya beli masyarakat terhadap lele sangat rendah," kata Wagiran.

Ia mengatakan bahwa harga lele di tingkat pembudidaya terus mengalami penurunan, yakni Rp17.500,00 per kilogram, turun menjadi Rp16 ribu/kg, dan akhir-akhir ini menjadi Rp15 ribu/kg. Meski harga lele turun, permintaan lele tetap tidak meningkat.

"Harga pakan lele sangat tinggi, hasil panen lele tidak ada yang membeli, dan kami harus menanggung kerugian yang cukup besar," katanya.

Ia mengatakan bahwa pembudidaya lele di Kulon Progo mengharapkan pemerintah memberikan solusi agar mereka tidak terpuruk dan bangkrut.

Dia mengharapkan bupati dalam hal ini Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) harus mengambil langkah-langkah konkret.

Pembudidaya lele di Kulon Progo, kata dia, mengalami kebingungan karena kesulitan menjual lele sehingga stok lele banyak dan tidak laku.

"Kami yang memiliki jaringan tengkulak besar di DIY hingga Jakarta saja mengalami kesulitan menjual lele, bagaimana dengan pembudidaya yang memiliki satu hingga 10 kolam? Pasti mereka sudah gulung tikar," katanya.

Hal yang sama diungkapkan pembudidaya lele mandiri Kecamatan Sentolo Dewi Setiani. Dia mengaku mengalami kesulitan menjual lele saat panen. Bahkan, harga lele sangat jatuh hingga Rp12 ribu/kg.

"Saat panen, saya sudah menawarkan ikan lele ke beberapa tengkulak. Akan tetapi, mereka tidak segera membelinya. Ada satu tengkulak baru datang setelah 15 hari, dan memberi ikan lele dengan harga murah. Satu kolam, saya rugi Rp300 ribu," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015