Sydney (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada Sabtu menyatakan akan menghadiri konferensi iklim PBB yang digelar di Paris, Desember mendatang, berbeda dari perkiraan bahwa dirinya akan melewatkan pertemuan global tersebut.

Turnbull dipandang sebagai pendukung aksi memerangi perubahan iklim, tidak seperti Tony Abbot yang digulingkannya melalui kudeta partai bulan lalu, yang memiliki reputasi sebagai advokat yang enggan melawan pemanasan global.

"Itu niat saya. Setelah menghadiri pertemuan kepala pemerintah negara-negara persemakmuran (CHOGM) di Malta, saya akan terbang ke Paris," tuturnya kepada media The Guardian, seperti dikutip AFP.

Sebelum Turnbull mengambil alih, Menteri Luar Negeri Julie Bishop telah diharapkan mewakili Australia dalam pertemuan PBB tersebut.

Dengan penggunaan tenaga pembakaran batu bara dalam skala besar, Australia dianggap sebagai salah satu penyumbang gas rumah kaca terbesar dunia.

Target Canberra untuk mengurangi emisi hingga 26 persen pada 2030 telah dikritik karena jauh di bawah level yang disyaratkan oleh badan penasihat iklim milik pemerintah.

Namun Turnbull, yang kehilangan kepemimpinan oposisi pada 2009 karena dukungannya terhadap administrasi buruh untuk skema perdagangan emisi karbon sebelumnya, mengisyaratkan bahwa pemerintahnya bisa mengurangi emisi lebih banyak dari target yang ditetapkan saat ini.

Ditanya apakah dirinya akan melampaui komitmen Australia saat ini, Turnbull mengatakan tentu saja, meskipun tetap bergantung pada keputusan dan komitmen negara-negara lain di seluruh dunia.

Selama dua tahun kekuasaan Abbot, pemerintahnya yang konservatif membatalkan pajak kontroversial untuk pelaku industri yang menyumbang emisi karbon, sedangkan ia secara konsisten mempromosikan industri ekspor batu bara.

Turnbull hingga saat ini menyatakan tidak akan ada perubahan kebijakan iklim Australia, yang mencakup skema aksi langsung dengan memberikan insentif finansial bagi para pihak yang berhasil mengurangi emisi.

Sementara itu, para kritikus menilai kebijakan dana insentif itu tidak akan efektif.

(Uu.Y013)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015