Medan (ANTARA News) - Sebanyak 410 karateka dari 33 provinsi di Indonesia bersaing menjadi yang terbaik pada kejuaraan nasional/prakualifikasi PON cabang olahraga karate di Medan, 25-27 Oktober 2015.

Ketua PB FORKI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Medan, Minggu, saat membuka kejurnas tersebut mengatakan, itu merupakan salah satu program PB Forki yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi atlet setiap propinsi, sekaligus ajang memperebutkan tiket menuju PON 2016.

"Selain ajang persaingan para atlet di tingkat nasional, sekaligus untuk menjaring atlet-atlet terbaik yang selanjutnya dibina secara berjenjang dalam persiapan menuju even yang lebih tinggi, seperti Asian Games 2018 mendatang," katanya.

Ia juga mengimbau kepada seluruh atlet yang berlaga untuk tetap menjunjung sportivitas dan mengutamakan rasa persaudaraan, serta menghormati keputusan juri.

"Saya mengajak para atlet, juri, dan seluruh pihak bekerja sama demi menyukseskan acara ini, dengan menjunjung tinggi sportivitas baik saat kompetisi mau pun di luar kompetisi. Namun harus dilandasi kejujuran dan akal sehat serta menghormati sepenuhnya keputusan wasit," katanya.

Diakuinya, dalam suatu kompetisi, kemenangan memang hal penting yang harus dicapai seorang atlet, apalagi kejuaraan kali ini menentukan lolos tidaknya seorang atlet ke PON.

Akan tetapi, ia mengatakan lebih penting melakukan penampilan terbaik dengan melakukan dedikasi persaudaraan.

Selain itu, kepada pengurus Forki provinsi dan pusat, kejurnas itu juga harus dijdikan sebagai bahan evaluasi prestasi bagi atlet masing-masing provinsi guna perbaikan kedepan pada kejuaraan nasional dan internasional.

"Saya berharap olahraga karate dapat diminati seluruh masyarakat sebagai olahraga beladiri yang terus berkembang di masa akan datang," katanya.

Ketua Panitia Kejurnas Umar Zunaidi mengatakan, kejurnas tersebut diikuti 410 atlet dan 66 pelatih serta official.

Melalui kejurnas itu, pihaknya berharap dapat dijadikan ajang kompetisi bagi seluruh atlet daerah di tingkat nasional.

"Kejurnas ini sekaligus mencetak atlet berprestasi, namun dengan menjaga persaudaraan. Selanjutnya akan dibina secara berjenjang sebagai persiapan Indonesia pada kejuaraan Asian Games 2018," katanya.

Terkait kendala asap yang menyelimuti arena pertandingan, ia mengakui memang sedikitnya mempengaruhi pelaksanaan kejurnas.

Namun ditegaskan dia, hal itu tidak membuat pertandingan terhenti.

"Kami telah menambah kipas air untuk mengurangi kabut asap di sekitar arena pertandingan. Tapi, untuk saat ini pelaksanaan secara umun tidak terganggu," katanya. 

Pewarta: Juraidi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015