Surabaya (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengimbau sejumlah jalur pendakian di gunung-gunung yang berada di wilayahnya ditutup sementara selama musim kemarau.

"Ini untuk meminimalisasi munculnya korban lagi akibat terjebak kebakaran maupun asap saat mendaki," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, juga mengimbau kepada pendaki menahan diri untuk tidak naik dulu karena kondisinya sedang tidak memungkinkan akibat kebakaran hutan di sejumlah gunung saat ini.

"Kebakaran hutan tidak hanya disebabkan karena faktor manusia, tapi juga karena alam mengingat musim kemarau panjang yang mengakibatkan rumput kering mudah terbakar," ucapnya.

Dari data yang diperolehnya dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, ia menjelaskan sampai saat ini terdapat 60 titik api yang tersebar di berbagai gunung di Jatim, seperti Gunung Penanggungan, Gunung Argopuro dan Gunung Lemongan.

"Sedangkan titik api di Gunung Lawu saat ini sudah mulai padam dan diharapkan benar-benar padam. Begitu juga di gunung-gunung lain," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Khusus jalur pendakian di Gunung Lawu, lanjut dia, sampai saat ini juga masih ditutup, sekaligus memberikan keleluasan bagi Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri, dan relawan yang berupaya memadamkan titik api.

Sementara itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Bambang Setiajid ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa hingga Senin (26/10) malam, api yang membakar hutan hingga kini masih belum bisa dipadamkan total.

"Bahkan titik api masih tampak jelas. Terlihat dari rekam satelit kami, titik api ada yang berada di lokasi yang sama," ungkapnya.

Pihaknya juga mencatat titik kebakaran di wilayah Jatim terus meluas, yakni sebelumnya ada di 19 kecamatan, kini bertambah menjadi 20 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten, yakni Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Nganjuk, Ngawi dan Magetan.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015