Doha (ANTARA News) - Indonesia dinilai memiliki pasar yang besar dan penting bagi sektor komunikasi saat ini dan mendatang sehingga perkembangan teknologi perlu dukungan penuh dari pemerintah, kata CEO Grup Ooredoo Nasser Marrafih.

"Pasar di Indonesia masih sangat besar dan terus terbuka sehingga perusahaan kami akan terus menjaga dan meningkatkan peluang yang selama ini masih luas," kata Nasser kepada sejumlah wartawan Indonesia yang menemui di Doha, Qatar, Rabu.

Menurutnya, Indonesia selama ini menjadi fokus Ooredoo sebagai bisnis utama telekomunikasi, selain juga mengembangkan usaha ke sejumlah negara di Asia dan Timur Tengah.

Indonesia, katanya, dengan penduduk yang sangat besar dan kemajuan teknologi serta infrastruktur diyakini akan terus menjadi pasar yang besar sehingga perusahaan diyakini akan terus berada di Indonesia.

"Dengan penduduk yang besar dan kemajuan teknologi yang ada maka saya yakinkan perusahaan akan terus berada di Indonesia," kata Nasser.

Dia mencontohkan, dibanding dengan negara lain seperti China, Korea Selatan dan Jepang, maka kemajuan teknologi telekomunikasi di Indonesia tidak terlalu tertinggal mengingat dukungan penuh dari pemerintah sudah sangat baik.

Nasser menilai berbagai kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia juga menjadikan salah satu faktor teknologi telekomunikasi alami kemajuan sehingga Ooredoo sejak tujuh tahun lalu membeli sebagian saham Indosat.

Indosat adalah operator telekomunikasi berskala global, anggota dari Grup Ooredoo, yang menyediakan berbagai layanan telekomunikasi dengan kualitas operator kelas dunia. Melayani lebih dari 68,5 juta pelanggan di Indonesia pada semester pertama 2015, Indosat adalah salah satu operator anggota terpenting bagi Group Ooredoo.

Ooredoo telah hadir di Qatar, Kuwait, Oman, Aljazair, Tunisia, Iraq, Palestina, Maladewa, Myanmar dan Indonesia. Perusahaan meraih penghargaan "The World Communication Awards" 2013 untuk kategori "Best Mobile Operator of the Year".

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015