FBI ini adalah wadah belajar yang diharapkan membuat orang paham bagaimana mendeteksi kebohongan
Jakarta (ANTARA News) - Festival Bohong Indonesia digelar untuk pertama kalinya bulan depan, sebagai wadah belajar agar tidak mudah dibohongi lewat kombinasi ilmu analisis tulisan tangan (grafologi) dan ilmu deteksi kebohongan.

Pakar Grafologi Deborah Dewi dan Pakar Deteksi Kebohongan Handoko Gani akan memandu peserta dalam mempelajari cara mendeteksi kebohongan dalam berbagai situasi.

"Banyak orang kebingungan karena takut dibohongi tapi tak tahu bagaimana mengetahuinya. FBI ini adalah wadah belajar yang diharapkan membuat orang paham bagaimana mendeteksi kebohongan," kata Deborah dalam jumpa media di Jakarta, Rabu.

FBI 2015 akan digelar pada 7-21 November 2015 dan dikemas dalam bentuk edutainment berupa film dan rangkaian live drama performance (sketsa panggung) yang terdiri dari lima topik yakni rekrutmen untuk start-up, kesetiaan, team work, anak dan ART, ngantor vs usaha sendiri.

Peserta akan diajak berdiskusi menguak kebohongan yang dipaparkan dalam sketsa panggung.

Menurut Deborah, cara mendeteksi kebohongan dapat efektif bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menyeleksi calon asisten pengasuh anak atau mewawancara calon karyawan.

Topik "Ngantor VS Usaha Sendiri" dan "Anak & Asisten Rumah Tangga" diadakan di PPHUI Kuningan pada 7 November, topik "Rekrutmen Untuk Startup" dan "Teamwork" di Conclave Wijaya pada 14 November dan tema "Kesetiaan (selingkuh)" diadakan di Conclave Wijaya pada 21 November.

Tiket untuk masing-masing show dijual pada harga Rp350.000.





Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015