Jakarta (ANTARA News) - Batik kini bisa diaplikasikan pada medium apa pun, tidak hanya pada bidang rupa kain, namun pada bidang rupa bangunan seperti apartemen, kata Senior Interior Designer dari konsultan desain Hadiprana, Aries Timotyus.

Aries mengatakan batik memiliki filosofi kearifan lokal yang sangat menarik untuk diaplikasikan pada desain interior.

"Trendnya sekarang mengarah ke sana, interior desain banyak yang eklektik atau perpaduan antara gaya modern dan tradisional, salah satunya memadukan batik pada bangunan modern seperti apartemen," kata Aries di Jakarta, Rabu.

Aries melanjutkan, guna mempercantik sebuah interior bangunan, motif batik bisa digali untuk menambah "ambience" atau atmosfer etnik dari sebuah bangunan yang kini sedang digemari.

"Banyak yang bisa digali untuk motif batik, misalnya dinding, plafon, furnitur, pencahayaan atau asesoris pendukung lain," kata Aries.

Salah satu bangunan apartemen yang menerapkan batik dalam rancang bangunannya adalah Synthesis Residence Kemang di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, yang menggunakan batik kawung sebagai inspirasi konsep pembangunan hunian.

Batik kawung memiliki pola bulat mirip buah kawung atau sejenis kelapa yang tertata geometris.

"Batik kawung berbentuk geometris segi empat yang di dalam kebudayaan Jawa melambangkan suatu ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia yang dilengkapi keperkasaan, keadilan dan kesucian. Batik dipilih karena kawung melambangkan harapan agar manusia selalu ingat asal-usulnya, selain itu batik kawung melambangkan kesetiaan dan pengabdian," kata GM Sales and Marketing Synthesis Residence Kemang Imron Rosyadi.

Bangun apartemen strata-title itu dibangun pada lahan seluas dua hektare, terdiri dari dua menara kembar Nakula dan Sadewa, serta satu menara Arjuna dengan total unit 1.188.

Principal designer Hadiprana, William K Patty, mengatakan batik kawung diaplikasikan mulai dari fasad modern yang dipasang secara acak pada balkon unit dan atap menara.

"Motif batik kawung dipadukan dengan material modern pada berbagai sudut apartemen seperti pada area joglo yang menghubungkan menara Nakula dan Sadewa. Di sana kita menggunakan motif kawung pada kolom atau krawangan, pada lantai dan juga dinding. Memasuki joglo, kita akan merasa seolah-olah di Keraton Jogja. Sementara untuk di dalam unit, motif batik kawung tidak banyak dijumpai," kata William.

Imron mengatakan, apartemen yang baru resmi jadi tahun 2019 itu ditujukan untuk para kolektor hunian selain para pembeli yang memang membeli unit untuk tinggal atau investasi.


Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015