Maka bukan kita mau terlibat langsung dengan TPP (Trans Pasific Partnership) tapi menyadarkan untuk mengembangkan Biak, Papua secara umum karena kita akan berhadapan dengan Trans Pasifik dan ini menjadi penting dan sangat penting.


Biak (ANTARA News) - Daripada membangun kereta cepat Jakarta-Bandung yang menelan hampir Rp80 triliun, lebih baik membangun Papua dan Papua Barat, misalnya membangun Bandara Biak sebagai bandara internasional.




"Ironinya, pemerintah membangun kereta cepat Jakarta-Bandung yang tidak ada gunanya. Dengan uang Rp80 triliun, itu menjadikan pembangunan ekonomi di Timur Indonesia semakin tidak berjalan," kata Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam kunjungan kerjanya di Biak, Papua, Sabtu.




Ia juga disebutkan, saat ini ada pembangunan terpusat di wilayah barat, utamanya di Pulau Jawa. Bila hal ini terus dibiarkan, sambungnya tentu perlu diantisipasi.

 

"Gejala ini dalam jangka panjang punya efek buruk kepada pemerataan pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi kita harus digerakkan ke timur. Bali, Sulawesi sudah mulai bagus. Kita harus tarik pembangunan eknomi ke Papua dan Papua Barat, khususnya di Biak," katanya.




Untuk pembangunan Biak sendiri, ujar politisi PKS itu, tentu ada dasarnya. Ia menyebutkan, Biak merupakan daerah yang pernah hidup dan menjadi daerah transit untuk tujuan ke Jepang, Hawai, Amerika Serikat.




Kenapa Biak? Kata Fahri, Biak adalah salah satu kota internasional lama yang sudah pernah berjaya sejak Perang Pasific dulu dan Biak harus difungsikan kembali sebagai kota internasional. Apalagi sekarang ini ada wacana Trans Pasific Partnership (TPP).




"Maka bukan kita mau terlibat langsung dengan TPP tapi menyadarkan untuk mengembangkan Biak, Papua secara umum karena kita akan berhadapan dengan Trans Pasifik dan ini menjadi penting dan sangat penting. Itu sebabnya saya mengajak menarik perhatian pemerintah agar segera membangun infrastruktur di timur khususnya di Biak," kata dia.




Adapun langkah yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengembalikan fungsi kota dan juga pelabuhan dan airportnya sehingga betul-betul Biak berkembang jadi pusat metropolitian di timur.




"Maka jarak kita dengan negara-negara di kawasan Pasific makin dekat, ke Jepang, Korea Selatan dan kita sangat dekat dengan AS melalui Honolulu lalu terbang ke Los Angeles. Itu hanya memakan waktu 10-12 jam," ujarnya.




"Hal-hal ini harus mulai dipikirkan sehingga Indonesia jadi negara Pasific yang paling dominan, yang punya peran besar dalam pembagian kue ekonomi internasional khususnya jika kawasan ini berkembang," katanya.



Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015