Kisah Paangeran Kecil telah menghibur jutaan orang, baik anak kecil maupun orang dewasa, sejak Antoine de Saint-Exupery menulisnya pada tahun 1943.

Dalam kisah yang melegenda itu diceritakan tentang seorang pilot yang pesawatnya terdampar di Gurun Sahara dan secara mengejutkan bertemu dengan anak kecil yang kemudian dipanggilnya sebagai Pangeran Kecil.

Dalam kisah yang diterbitkan di Prancis itu, di akhir buku dituturkan bahwa sang Pangeran Kecil berpisah dengan pilot untuk kembali ke rumahnya, sebuah "planet" kecil yang diberi nama Asteroid B-612 oleh para astronom.

Namun, apa yang terjadi setelah perpisahan itu? Kisah inilah yang coba dihadirkan oleh film animasi "The Little Prince" karya sutradara Mark Osborne.

Film yang dikeluarkan dalam dua bahasa, yakni Inggris dan Prancis, itu merupakan adaptasi animasi pertama dari buku yang telah diterjemahkan ke lebih dari 250 bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Meski menggunakan judul sama dengan buku, sang sutradara tidak memfilmkan keseluruhan isi buku, tetapi menggabungkannya dengan kisah seorang anak kecil yang hidup pada masa sekarang.

Sang gadis kecil yang tidak disebut namanya itu tinggal bersama ibunya yang merupakan orang tua tunggal dan menginginkan anaknya untuk siap hidup dalam "dunia orang dewasa" yang digambarkan dengan persiapan teliti memasuki sebuah sekolah ternama.

Kehidupan yang kaku dan hanya "mementingkan angka-angka" itu adalah satu hal yang menjadi sindiran Saint-Exupery dalam kisahnya.

Sang gadis kecil digambarkan sedang berada dalam keadaan menuju kehidupan orang dewasa yang tidak memahami sebuah rumah indah jika digambarkan ditumbuhi bunga geranium di jendelanya serta merpati di atapnya dan hanya memahami "keindahan" rumah itu jika disebutkan harganya yang mahal.

Sementara itu, sang pilot diceritakan telah berhasil keluar dari Gurun Sahara dan hidup dengan eksentrik di sebuah kota.

Rumah sang pilot digambarkan berantakan jika dibandingkan dengan rumah tetangga-tetangganya. Dia pun dianggap gila karena memiliki dan mencoba menerbangkan sebuah pesawat terbang kecil di halaman belakangnya.

Para pembaca buku akan langsung mengenali pesawat berwarna merah itu sebagai pesawat sang pilot ketika terdampar di Gurun Sahara dan bertemu Pangeran Kecil.

Kebetulan mendapati sang gadis kecil hidup bertetangga dengan pilot. Perkenalan mereka yang unik dimulai sejak baling-baling pesawat sang pilot terlepas dan menghancurkan rumah gadis kecil.

Ketika sedang belajar tekun di meja depan jendela, gadis kecil mendapati sebuah pesawat terbang kertas melayang ke atas bukunya berisi coretan tentang kisah Pangeran Kecil beserta sapaan dari tetangganya yang "aneh" itu.

Gadis kecil itu pada awalnya tidak mempedulikan kertas berita potongan cerita itu. Namun, setelah membacanya, dia memutuskan untuk menyapa sang pilot.

Dengan cepat keduanya berteman, seorang dewasa dan seorang kanak-kanak yang kesepian di dunianya masing-masing.

Sang gadis kecil kemudian belajar bermain dan berteman serta mengenal Pangeran Kecil dan kisah tentang bunga mawarnya.

Seperti jutaan anak lainnya, sang gadis kecil juga penasaran tentang kelanjutan kisah Pangeran Kecil. Sang pilot mengajarkan bahwa pada suatu saat kita harus berpisah dengan teman kita.

"Akan tetapi, jika aku benar-benar mendengarkan pada malam hari, kadang aku bisa mendengar dia sedang tertawa di bintang," kata sang pilot.

Ketika sang pilot jatuh sakit, sang gadis kecil yang merasa sedih, kemudian nekat mencari Pangeran Kecil menggunakan pesawat kecil yang telah diperbaiki itu.

Dalam perjalanannya bertemu sang Pangeran Kecil, gadis kecil itu kemudian belajar mengenai arti berteman dan perpisahan dengan seorang teman yang seharusnya tidak membuat sedih tetapi meninggalkan kenangan yang berarti.

Saint-Exupery tidak pernah melanjutkan kisah Pangeran Kecil sehingga tidak ada yang tahu apakah sang Pangeran berhasil kembali ke planet kecilnya atau tidak.

Dengan demikian, interpretasi oleh sutradara Osborne bisa menjadi salah satu alternatif terhadap kisah yang sarat makna tersebut.

Tidak semua kisah dalam buku dimasukkan dalam film animasi sepanjang 108 menit itu, tetapi tentu saja kisah pertemanan dengan rubah kecil muncul karena kisah itu bisa dianggap sebagai salah satu hal penting dalam petualangan Pangeran Kecil meninggalkan planet kecilnya.

Selain pertemanan, sang sutradara juga tidak lupa menekankan bahwa beranjak dewasa bukanlah sebuah hal yang menakutkan, melainkan menjadi lupa bersenang-senang seperti anak kecillah yang menakutkan.

Gadis kecil pun belajar bahwa hal-hal penting bukanlah hal yang kasatmata, melainkan apa yang dirasakan di dalam hati, seperti betapa menyenangkan punya teman.

Banyak bintang besar menyumbangkan suara dalam film animasi itu seperti Jeff Bridgess (pilot), Benicio Del Toro (ular), James Franco (rubah), Marion Cotillard (mawar), Paul Rudd (Pengeran Kecil Dewasa) dan Ricky Gervais (pria angkuh).

Meski tidak menggambarkan sepenuhnya cerita di buku, film tersebut mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan sang penulis mengenai cinta dan persahabatan.

Pewarta: Arie Novarina
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015