Banyumas (ANTARA News) - Aliansi Pariwisata Banyumas (APB) bersama warga Desa Cikakak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar Festival Rewandha Bojana atau memberi makan kera, Minggu.

Festival diawali dengan kirab dua gunungan berisi buah-buahan dan sayuran dari rumah Kepala Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, menuju areal parkir objek wisata religi Masjid Saka Tunggal (Masjid Baitussalam)  untuk didoakan.

Gunungan itu diarak menuju pelataran Masjid Saka Tunggal oleh ratusan warga, termasuk Bupati Banyumas Achmad Husein dan Koordinator APB Deskart Sotyo Jatmiko untuk diserahkan kepada juru kunci Masjid Saka Tunggal Sulam.

Selanjutnya, gunungan sayur dan buah itu diberikan untuk ratusan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang menghuni hutan di sekitar masjid. Tidak berapa lama, sayur dan buah pun habis dimakan kera-kera.

Koordinator APB Deskart Sotyo Jatmiko mengatakan, jumlah kera ekor panjang yang menghuni hutan di sekitar Masjid Saka Tunggal hampir mencapai 300 ekor.

"Selain memperoleh makanan alami dari hutan, kera-kera itu juga mendapat jatah makanan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar Banyumas)," kata Soytyo yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pariwisata Disporabudpar Banyumas.

Saat musim kemarau seperti saat ini, kata dia, bahan makanan di hutan menjadi berkurang sehingga kera-kera bergantung pada makanan yang diberikan oleh pengunjung Masjid Saka Tunggal.

Sementara itu, Kepala Desa Cikakak Suyitno mengatakan, festival digelar sebagai bagian dari tradisi Suran atau perayaan bulan pertama Tahun Jawa, serta untuk promosi wisata. Festival Rewandha Bojana diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Masjid Saka Tunggal.

"Kami berharap Festival Rewandha Bojana dapat meningkatkan pamor Cikakak sebagai salah satu tempat wisata budaya dan konservasi sehingga lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia," katanya.

Menurut dia, festival juga menjadi salah satu upaya konservasi untuk melestarikan keberadaan ratusan kera ekor panjang di Cikakak.

"Ini sebagai bagian tradisi kami memberi makan kepada ratusan kera yang ada dan saat ini bulan Sura, kebetulan sedang musim kemarau sehingga bisa bermanfaat kepada binatang. Selama ini Grebeg Sura diperebutkan oleh manusia tapi di sini diperebutkan kera, sekaligus promosi wisata," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015