Sayangnya, Smartfren hanya menyediakan layanan data, tidak mendukung jaringan suara. Menurut Head of Marketing & Corporate Strategy Smartfren, Roberto Saputra, langkah tersebut diambil sembari menunggu transformasi ideal VoLTE (Voice over LTE).
"Kami sudah 4G, tapi masih ada tantangan dari sisi ekosistem spektrum, jadi spektrum kami di Band 5 dan Band 40," kata dia.
"Kedua, skenario ideal buat kami adalah harusnya voice-nya sudah volte, cdma akan kami pertahankan, tapi kedepannya harus VoLTE," sambung dia.
Namun, keterbatasan perangkat yang mendukung teknologi VoLTE, menurut Roberto juga menjadi kendala tersendiri.
"Kalau kami lihat sekarang ini memang yang available (perangkat) enggak ada, tapi bukan berarti kami enggak bisa mengambil kesempatan itu, karena kami lihat Smartfren dari dulu terkenal dengan data," ujar dia.
Lebih lanjut, dengan menggandeng Samsung, Roberto melihat adanya kesempatan untuk jaringan data mengingat Galaxy J2 dilengkapi dengan Dual SIM.
"Kalau dilihat sekarang memang rata-rata device yang ada voice-nya di GSM, dan itu salah satu tantangan yang kami hadapi," kata Roberto.
"Sembari menunggu solusi ideal itu ada, kami jalan dulu dengan yang ada karena solusi ideal kami pasti VoLTE," sambung dia.
Langkah tersebut sejalan dengan stategi Smartfren selama ini di mana Smartfren konsisten dengan perangkat Dual SIM.
Pasalnya, menurut Roberto dalam jaringan voice sangat sulit bagi pelanggan untuk beralih karena ingin tetap menggunakan nomer yang mereka pakai.
"Ini memang tidak ideal, tapi ini merupakan intern solution yang dapat kami lakukan supaya kami dapat memperluas jaringan karena selama ini aktivasi Smartfren hanya tergantung pada Andromax," ujar Roberto.
"Kami berusaha supaya solusi ideal itu terjadi, meskipun saya engga bisa bilang baru terwujud tahun depan," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
