Apresiasi untuk researcher (peneliti) di Indonesia masih sangat kecil, padahal riset sangat penting untuk kita. Tujuan kami adalah mengangkat para researcher di Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Tujuh peneliti bidang pangan Indonesia meraih penghargaan dari Indofood atas pengabdiannya di bidang ilmu dan teknologi demi mewujudkan target ketahanan pangan nasional.

"Apresiasi untuk researcher (peneliti) di Indonesia masih sangat kecil, padahal riset sangat penting untuk kita. Tujuan kami adalah mengangkat para researcher di Indonesia," kata Direktur Indofood Franciscus Welirang di Jakarta, Kamis.

Para peneliti yang berhak mendapatkan penghargaan berupa plakat, sertifikat serta dana bantuan penelitian adalah Prof. Dr. Slamet Budijanto, Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor dan Prof. Lilis Nuraida  dari Institut Pertanian Bogor. 

Kemudian Prof. Dr. Ir. Ali Agus dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso dari Universitas Papua, Prof. Dr. Ir. Yusnita dari Universitas Lampung dan Ir. Djoko Moerdono dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Slamet Budijanto menciptakan beras analog yang dibuat dari sumber karbohidrat lokal khas Indonesia, seperti jagung, sagu dan singkong. Penelitiannya ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras. Diversifikasi pangan juga akan terwujud.

Sedangkan Ali Agus menekuni teknologi pakan ternak. Dekan Fakultas Peternakan UGM itu telah membuat karya yang mendapat paten tingkat nasional seperti Gama Liquiod Bio Fertilizer dan Gama Burger Pakan Ruminansia. Saat ini Ali sedang mengambangkan diseminasi teknologi integrated farming. Dia mendampingi petani lewat program integrasi kelapa sawit dan ternak sapi.

Budi Santoso meneliti teknologi nutrisi ternak Ruminansia di Papua. Penelitiannya diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi di sana.

Sementara itu, Lilis Nuraida adalah peneliti bidang mikrobiologi pangan, khususnya bidang prebiotik dan probiotik pangan. Dia meneliti manfaat mikroorganisme bagi keamanan pangan dan kesehatan manusia.

Yusnita mngembangkan teknik kultur jaringan untuk menghasilkan tanaman pisang berkualitas tinggi di Lampung. Dia berharap penelitiannya akan menghasilkan bibit-bibit unggul yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Djoko Moerdono adalah peneliti yang membudidayakan gandum di Indonesia. Pada 2003, dia berhasil menanam dan meluncurkan gandum varietas Dewata. Harapannya adalah mengurangi ketergantungan gandum impor di Indonesia.

Wakil Ketua Tim Pakar Indofood Riset Nugraha (IRN) dan Ketua Tim Seleksi Purwiyatno Hariyadi mengemukakan lima kriteria penentu dalam menyeleksi peneliti yang berhak menerima penghargaan.

Pertama, rekam jejak dari penelitian yang telah dipublikasi, juga kreativitas dan inovasi yang telah dilakukan, dilanjutkan dengan kepemimpinan dalam penelitian maupun organisasi profesi. Dedikasi peneliti untuk membuat penelitiannya bermanfaat bagi masyarakat juga menjadi salah satu faktor penentu. 

"Juga tingkat penghargaan, karena banyak peneliti yang berprestasi tapi belum banyak mendapat penghargaan dalam negeri atau internasional," kata Purwiyatno.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015