New York (ANTARA News) - ExxonMobil tengah diselidiki oleh Negara Bagian New York mengenai apakah perusahaan ini telah berbohong kepada publik tentang risiko perubahan iklim, kata juru bicara Kejaksaan New York seperti dikutip AFP.

Raksasa minyak itu mendapat pemanggilan dari Jaksa Agung Negara Bagian New York Eric Schneiderman, kata juru bicara Schneiderman membenarkan laporan New York Times.

The Times melukiskan investigasi cepat mengenai peran ExxonMobil dalam meremehkan pemahaman masyarakat mengenai ilmu iklim dan apakah perusahaan minyak terbesar AS itu juga menyepelekan potensi bahaya bisnis minyak terhadap perubahan iklim.

Penyelidikan itu beranjak dari laporan investigatif laman Inside Climate News dan Los Angeles Times yang membeberkan bagaimana para ilmuwan pada raksasa minyak itu pada awal 1970-an telah memperingatkan bahwa perubahan iklim sebagai masalah besar yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil.

Namun pada 1990-an dan awal 2000-an ExxonMobil malah mengampanyekan penentangan terhadap pemikiran para ilmuwan itu dan memerangi Piagam Kyoto serta upaya kebijakan iklim besar lainnya dalam mengatur emisi karbon.

ExxonMobil juga mendanai kelompok-kelompok pelobi yang mempertanyakan kaitan antara emisi bahan bakar fosil dengan perubahan iklim.

Para kritisi ExxonMobil menyamakan prilaku raksasa minyak itu dengan perusahaan-perusahaan tembakau yang menutupi bukti adanya kaitan penggunaan tembakau dengan kanker.

ExxonMobil bersikukuh pandangan ilmiah mereka telah disalahtafsirkan.

Pada September perusahaan ini mencampakkan laporan itu sebagai ulah "aktivis antiminyak dan gas demi mengaburkan sejarah kami dalam mempelopori riset ilmu iklim."

ExxonMobil belum bisa dihubungi untuk menjawab pemanggilan Schneiderman itu, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015