Semua data terekam dengan baik dan dalam persiapan tersebut ..."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menegaskan, pihaknya tidak menggunakan jasa pelobi (lobbyist) dalam mengatur kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS), termasuk bertemu Presiden Barrack Obama pada akhir Oktober lalu.

"Kemlu tidak menggunakan lobbyist atau tidak membayar lobbyist dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.

Pernyataan tersebut disampaikan Retno Marsudi guna membantah informasi yang beredar bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke AS difasilitasi oleh pelobi asing.

Retno juga menegaskan bahwa persiapan kunjungan tersebut diatur oleh pejabat dan menteri terkait secara resmi dan formal dengan melalui berbagai rapat, baik dengan Pemerintah AS maupun di internal Pemerintah RI.

"Saya sendiri memimpin rapat persiapan kunjungan selama tiga kali pada level menteri pada 17 September, 7 Oktober dan 17 Oktober. Jadi, ada tiga kali persiapan pada tingkat menteri," ujar mantan Duta Besar RI di Kerajaan Belanda itu.

Kemlu RI, menurut dia, telah memimpin rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait sebanyak 10 kali, antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk persiapan kerja sama dan pembuatan nota kesepemahaman (MoU) dengan pihak AS sebanyak 20 kali.

"Saya sendiri telah melakukan pertemuan bilateral dengan Secretary of the State John Kerry pada 22 September 2015. Di situ, sekali lagi kami membahas rencana kunjungan, dan di situlah kami announced rencana kunjungan Presiden Jokowi ke AS pada 26 Oktober 2015," kata mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia tersebut.

Retno menjelaskan, pembicaraan awal mengenai kunjungan Presiden RI ke AS tersebut terjadi pada saat pertemuan tingkat tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Beijing, Tiongkok, akhir 2014.

Pada 10 November 2014, di sela-sela pertemuan APEC, Presiden Jokowi dan Presiden Obama melakukan pertemuan bilateral dan secara lisan, Kepala Negara Paman Sam itu mengundang Presiden RI untuk berkunjung ke negaranya.

Menindaklanjuti pertemuan pada APEC tersebut, pada Maret 2015 Asisten Presiden Obama, Dr Evan Mediros, melakukan kunjungan khusus ke Indonesia untuk menyampaikan undangan resmi Presiden Obama kepada Presiden Jokowi.

"Semua data terekam dengan baik dan dalam persiapan tersebut, banyak tim kami yang berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya," demikian Retno Marsudi.

Kunjungan Presiden Jokowi ke AS tercatat menghasilkan beberapa hal konkret, antara lain penandatanganan nota kesepemahaman (MoU) kerja sama di bidang maritim, energi, perthanan, dan bahan bakar penerbangan alternatif serta sekitar 19 kesepakatan bisnis senilai lebih dari 20 miliar dolar AS.

Pewarta: A. Fitriyanti
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015