Kami yakin defisit masih bisa dikendalikan. Kami upayakan defisit di akhir tahun di seputaran 2,5 persen, tidak lebih,"
Bogor (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakini defisit anggaran hingga akhir tahun akan tetap terkendali, dengan perkiraan maksimal 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto.

Keyakinan tersebut diungkapkan Bambang dengan melihat kondisi terkini realisasi belanja negara dan pendapatan negara, termasuk potensi terbaru kekurangan penerimaan pajak.

Hingga akhir Oktober 2015, menurut Bambang, realisasi belanja dari APBN-P mencapai 71 persen atau Rp1.408 triliun, sementara realisasi pendapatan negara sebesar 63 persen atau Rp1.109 triliun.

Risiko defisit yang ditimbulkan dari anggaran daerah juga, menurut dia, tidak akan membebani defisit secara keseluruhan, mengingat selama beberapa tahun terakhir, dana belanja di daerah justeru kerap tidak optimal terserap.

Realisasi belanja daerah hingga akhir September 2015, kata Bambang, baru 54 persen.

"Kami yakin defisit masih bisa dikendalikan. Kami upayakan defisit di akhir tahun di seputaran 2,5 persen, tidak lebih," ujarnya.

Menurut Bambang, perkiraan tersebut juga sudah mencakup perhitungan dari kekurangan penerimaan pajak yang dijaga tidak melebihi Rp160 triliun dari target sebesar Rp1.924 triliun.

Hingga awal November, kata Bambang, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp766 triliun.

Setidaknya, dalam dua bulan terakhir, kata Bambang, pemerintah masih berupaya menggenjot penerimaan pajak dengan kolektivitas penerimaan pajak rutin, dan "extra effort" yang ditargetkan dapat mengumpulkan minimal Rp50 triiun.

"Rinciannya, dari reinveting policy minimal Rp 30 triliun. Revaluasi aset minimum Rp 10 triliun, penagihan pemeriksaan Rp5 triliun, dan ekstensifikasi Rp5 triliun," jelasnya.

Selain itu pemerintah juga mempersiapkan pinjaman multilateral untuk menutupi defisit di akhir tahun.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan pemantauan aliran pendapatan dan belanja negara lazimnya pada periode akhir tahun seperti sekarang ini memang diperketat.

"Namun kami sudah berpengalaman tangani cashflow di APBN pada beberapa bulan terakhir. Kita lihat sejak beberapa tahun terakhir defisit fiskal yang pada Oktober biasanya bisa di atas tiga persen, bisa dikendalikan di akhir tahun jauh di bawah tiga persen sesuai Undang-Undang APBN," katanya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015