Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) menyambut baik pemilu penting Myanmar pada Minggu, namun mengingatkan tentang hambatan struktural dan sistematis menuju demokrasi penuh di salah satu negara Asia Tenggara itu setelah beberapa dekade diperintah oleh militer.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan besarnya jumlah pemilih yang memungkinkan partai oposisi Aung San Suu Kyi meraih kekuasaan, adalah bukti keberanian dan pengorbanan yang ditunjukkan rakyat Burma setelah puluhan tahun.

"Sementara pemilu ini merupakan kemajuan penting, kami menyadari masih banyak hal yang belum sempurna yakni adanya hambatan struktural dan sistematis menuju perwujudan demokrasi penuh dan pemerintahan sipil," ujar Kerry.

Diplomat tertinggi AS itu merujuk pada banyaknya jumlah kursi parlemen yang diperuntukkan bagi anggota militer, pencabutan hak pilih kelompok minoritas seperti Muslim Rohingnya, dan diskualifikasi sewenang-wenang terhadap kandidat tertentu.

Jutaan orang memberikan suara mereka untuk pertama kalinya selama seperempat abad dalam pemilu yang sangat bersejarah dan penuh perasaan.

Indikasi awal masih menunjukkan hasil dari 80 persen pemilih.

"Kami akan terus mengawasi proses penghitungan suara dan mendorong semua partai untuk memastikan proses yang transparan, kredibel, dan bahwa keluhan apapun bisa ditangani segera dengan cara yang tepat dan transparan," Kerry menambahkan.

Menurut dia, pemilu tersebut berpotensi menjadi langkah penting menuju kedamaian, kemakmuran, dan demokrasi bagi rakyat Myanmar.

"AS tetap berkomitmen mendukung masyarakat Burma dalam upaya mereka meraih demokrasi, pembangunan, dan perdamaian nasional," tutur Kerry.

(Uu.Y013)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015