Sebenarnya asap ini sudah bisa teratasi seiring dengan beberapa wilayah sudah mulai hujan, namun persoalannya hujan tidak merata sehingga perlu ada `move up` untuk mempercepat menghilangkan asap,"
Palembang (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rapangilei mengatakan jumlah titik api di Sumatera Selatan berkurang drastis berdasarkan hasil pemantauan udara di kawasan pusat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Selasa.

"Saya cek langsung ke OKI, jumlah titik api sudah sangat berkurang dari sebelumnya yang mencapai seratus lebih kini sudah berkurang sekitar separuhnya. Tapi, hasil ini saja tidaklah cukup karena saya melihat masih banyak asap," kata Willem yang dijumpai di kantor BNPB di Palembang seusai pemantauan.

Ia menjelaskan, asap masih keluar dari lahan yang sudah terbakar sehingga tim saat ini fokus pada proses pendinginan (move up) yakni penyemprotan area yang telah terbakar ini dengan air.

"Sebenarnya asap ini sudah bisa teratasi seiring dengan beberapa wilayah sudah mulai hujan, namun persoalannya hujan tidak merata sehingga perlu ada move up untuk mempercepat menghilangkan asap," ujar dia.

Dalam pemantauan itu, Willem juga meninjau langsung upaya pemadaman menggunakan metode "paku bumi" di lahan konsensi perusahaan.

Metode ini dilakukan 65 tenaga ahli asal Afrika Selatan yang didatangkan APP Sinar Mas sejak Jumat (6/11). Mereka berasal dari perusahaan profesional Working on Fire yang berpengalaman menanggani kebakaran dalam cuaca ekstrem di hutan Afrika.

"Saya cukup terkesan, setelah melihat langsung cara tenaga ahli asal Afrika Selatan memadamkan api dengan metode yang disebut paku bumi sama tenaga kerja Indonesia di sana, ke depan model ini akan diadopsi," kata dia.

Dalam metode itu, tenaga ahli menggunakan pipa sepanjang 1,5 meter dengan diameter sekitar 15 cm yang mengalirkan air ke dalam tanah. Air tersebut sudah dicampur dengan cairan kimia sehingga sangat efektif memadamkan bara api di lahan gambut.

Selain itu, dari pemantauan udara, ia juga mengamati masih ada titik api baru di tengah lahan yang diperkirakan merupakan lanjutan dari kebakaran lahan gambut (api dari bawah tanah) atau kesengajaan oknum untuk tujuan pembersihan lahan.

Terkait dengan api baru yang diduga dari oknum masyarakat ini, ia mengatakan anggota Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan dari TNI sudah memantau dan mengawasi lokasi yang dicurigai itu.

"Sosialisasi ke masyarakat mengenai pembukaan lahan tanpa membakar ini sudah dilakukan TNI di beberapa kawasan, di antaranya Pedamaran, Sungai Menang, dan Mesuji," kata dia.

Saat ini aktivitas masyarakat sudah tidak tergangu oleh kabut asap seiring dengan hujan berintensitas rendah hingga sedang di beberapa lokasi sejak sepekan terakhir.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015