Pemerintah membuatkan program e-commerce, sehingga dalam jangka panjang dapat menjawab isu-isu,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bertekad untuk membangun ekosistem e-commerce di Indonesia. Mekominfo mengatakan saat ini tengah membuat program untuk e-commerce dan dalam tahapan pembicaraan dengan sejumlah pihak.

"Pemerintah membuatkan program e-commerce, sehingga dalam jangka panjang dapat menjawab isu-isu," kata dia, ditemui dalam gelaran Tech in Asia Jakarta 2015, di Jakarta, Kamis.

Isu utama, menurut Rudiantara, adalah funding atau pendanaan. Dia mengatakan bahwa pendanaan harus dibagi menjadi dua segmentasi yaitu UKM (startup) dan established, seperti Nadiem dengan Gojek-nya dan William dengan Tokopedia-nya.

"Sekarang, e-commerce masuk daftar negatif investasi, kami sedang siapkan nantinya agak dilonggarkan daftar negatif investasi, tapi hanya untuk yang established, yang butuh pendanaan ratusan juta dolar," ujar Menkominfo.

"Jangan sampai nanti asing masuk ke UKM, startup, justru kita harus besarkan mereka dulu, nanti pada saatnya asing boleh masuk," sambung dia.

Isu lain mengenai funding, menurut Rudiantara, adalah pajak. Untuk pajak, dia mengatakan bahwa penerapaan ppn e-commerce akan dipermudah.

"Kalau sekarang ada pajak pemasukan dan pajak pengeluaran, akan dibuat flat, seperti di capital market, final tax, tidak lagi menghitung pajak pemasukan dan pajak pengeluaran, tapi berapa angkanya kami belum tahu, tapi kami bicarakan itu dengan menteri keuangan," kata Menkominfo.

"Infrastruktur, payment gateaway misalnya, national payment gateway kami bicarakan dengan Bank Indonesia," lanjut dia.

Dari sisi logistik, Menkominfo melihat PT Pos dapat dirubah menjadi bagian dari ekosistem e-commerce di mana PT Pos dapat menjadi perusahaan yang fokus mendukung fungsi logistik dari e-commerce Indonesia, agar biaya logistik murah.

"Kalau biaya tinggi akibatnya akan mahal untuk pelanggan, sehingga kami berfikir bagaimana mengefisienkan proses bisnis di e-commerce dengan mengembangkan ekosistem dari masing-masing," ujar Rudiantara.

Lebih lanjut, untuk pendidikan, menurut Menkominfo, Indonesia membutuhkan akselerator.

"Di Silicon Valey kami ke Plug and Play, 500 Startups, kita ajak mereka ke sini bantu mengembangkan ekosistem di sini. Jangka panjang, saya sudah bicara dengan Pak Annies juga, bagaimana coding bisa masuk ke kurikulum. Pak Annies bilang mungkin 2016-2017 akan masuk ke kurikulum, tapi hanya SMK misalnya," kata dia.

"Sistem teknologi ada, sistem sumber daya manusia juga harus tetap ada, jangan sampai engineer kita lari ke luar negeri, jadi kita ga bisa lagi maslah teknologi aja, tapi sumber daya kita secara keselurahan," tambah dia.

Sementara itu, dari segi teknologi, Rudiantara mengatakan bahwa aksesibilitas akan semakin bagus dikarenakan refarming 4G di 1.800 akan selesai akhir tahun ini.

Tidak hanya itu, dalam jangka panjang, pemerintah juga tengah mempersiapkan proyek Palapa Ring yang akan selesai digarap pada 2018. Proyek tersebut akan menghubungkan semua ibu kota, kabupaten, dan kota madya di seluruh Indoensia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015