Jakarta (ANTARA News) - BPJS Ketenagakerjaan menerima penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga penghargaan internasional lainnya.

Siaran pers BPJS Ketenagakerjaan yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan Presiden ISSA Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan tersebut kepada Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2 November 2015.

Kompetisi regional ini diselenggarakan secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik.

Tiga penghargaan lainnya adalah "The new initiatives approach to start the Return-to-Work Program, The new service blue print to achieve service excellence dan Expansion of multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan, pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai pengembangan manfaat program Jaminan Kecelakaan Kerja.

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya mendapatkan perlindungan berupa penggantian biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk bekerja.

Melalui program Kembali Bekerja ini, tenaga kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli, Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah secara total sistem dan prosedur layanan di tiga aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan perubahan bentuk/tampilan ruang pelayanan di kantor cabang yang lebih modern dan ramah.

Pada aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis fisik maupun elektronik.

Perubahan pada aspek manusia merepresentasikan perubahan budaya baru yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data kepesertaan dengan data kependudukan berbasis NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank, nonbank maupun yang berbasis elektornik memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS Ketenagakerjan.

Kanal distribusi tersebut memiliki fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga peserta dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan pun.

Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015