Jakarta (ANTARA News) - Para Ibu Inspirasi dari yayasan nirlaba Kopernik berusaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperluas akses teknologi di daerah terpencil dalam kampanye "Indonesian Women for Energy".

"Kami mempertemukan teknologi sederhana tepat guna kepada masyarakat di pedalaman untuk mengurangi kemiskinan," kata Direktur Operasional Kopernik Rino Sudibyo di Jakarta, Kamis.

Kopernik melibatkan kaum hawa yang disebut Ibu Inspirasi karena perempuan merupakan pengambil keputusan dalam rumah tangga yang dapat menjadi agen perubahan. 

Kopernik mendistribusikan teknologi yang dibutuhkan oleh daerah terpencil di Indonesia, seperti lampu tenaga surya, kompor biomas dan saringan air. Ibu Inspirasi berperan mensosialisasikan teknologi tersebut pada masyarakat sekitar.

Maria Nogo menjadi salah satu Ibu Inspirasi di Flores, Nusa Tenggara Timur. Perempuan yang lama menjadi penyuluh KB itu telah bergabung selama tujuh bulan di Kopernik untuk mempromosikan dan menjual teknologi sederhana yang dapat mengurangi kerepotan ibu-ibu setempat. 

Kompor biomas dapat menggantikan tungku tradisional yang butuh kayu bakar, sedangkan lampu tenaga surya menggantikan lampu minyak

"Mereka menjadi lebih hemat tenaga, biaya dan waktu," ujar dia.

Program Ibu Inspirasi telah melibatkan lebih dari 330 kaum hawa di berbagai lokasi, seperti Timor Barat, Flores Timur dan Lombok Timur. Para Ibu Inspirasi telah berhasil menjual lebih dari 12.500 teknologi energi bersih.

Yayasan Kopernik juga mengadakan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemerataan akses energi di Indonesia. Kampanye ini dilakukan lewat aktivitas di media sosial, seperti penyebaran video "Indonesian Women for Energy", kompetisi selfie di Instagram dengan tema "Aku beruntung ada akses energi". 

Jua kompetisi ide penggunaan produk teknologi bersih untuk mengubah kehidupan sekitar di Facebook dan penandatanganan petisi online untuk mendorong pemerintah mempercepat pemerataan akses energi di Tanah Air.

Berdasar data ESDM pada 2014, lebih dari 39 juta penduduk Indonesia hidup tanpa akses listrik.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015